Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RW di Gresik Aniaya Warganya sampai Meninggal, Pelaku Sebut gara-gara Korban Mengambil Kunyit

Kompas.com, 3 Juli 2023, 16:08 WIB
Hamzah Arfah,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Polisi menangkap Bonadi (44), ketua Rukun Warga (RW) di Gresik, Jawa Timur usai menganiaya warganya sampai meninggal dunia.

Bonadi menganiaya korban berinisial M (38), yang tidak lain merupakan tetangga sendiri di Desa Kesambenkulon, Kecamatan Wringinanom, Gresik, Jawa Timur, Rabu (21/6/2023) sekitar pukul 14.30 WIB.

Baca juga: Ketua RW di Gresik Aniaya Tetangga yang Diduga Curi Kunyit hingga Tewas

Di hadapan awak media, Bonadi mengaku kesal pada korban.

"Saya ketua RW, membawahi tiga RT (Rukun Tetangga). Dia itu tetangga samping rumah. Sering, dulu sempat merusak tanaman pisang, sudah lapor kepala desa lalu disuruh ke Polsek ternyata tidak ada tindakan, terus saya biarkan," kata Bonadi dalam konferensi pers di Mapolres Gresik, Senin (3/7/2023).

Baca juga: Polisi Gadungan di Banten Tipu Keluarga Korban Penganiayaan, Ngaku Bisa Tangkap Pelaku

Bonadi juga mengaku, korban merusak lahan dan mengambil kunyit yang ditanam di lokasi.

Sehingga, Bonadi yang sudah sempat membiarkan korban pun kembali merasa jengkel.

Bonadi mengaku sudah melaporkan tindakan M kepada kepala desa setempat namun merasa tidak mendapat respons, sehingga berinisiatif menganiaya M.

"Tidak direncanakan. Sebenarnya awal itu ditegur anak saya dulu, dengan kata itu wekne sopo kok mbok njupuki (itu punya siapa kok kamu ambil). Terus dia kembali ke rumah, katanya mengambil surat (lahan) milik dia ternyata ambil celurit. Terus dia mengancam, saya spontan ambil balok itu (pukul korban)," ucap Bonadi.

Baca juga: Napi Tidak Hormat Saat Melintas, KPLP Lapas Nunukan Lepas Kontrol dan Aniaya hingga Tewas

Pelaku emosi lantaran korban diduga mengacungkan celurit kepadanya. Bonadi selanjutnya mengambil kayu berukuran 3x5 sentimeter dengan pajang 1 meter di sekitar lokasi.

Pelaku kemudian memukulkan kayu tersebut dengan kedua tangan, yang mengenai bagian tangan dan kepala korban.

"Seingat saya itu empat sampai lima kali, yang kena kepala kurang lebih dua sampai tiga kali. Selebihnya kena tangan," kata Bonadi.

Adapun korban yang ditengarai warga memiliki riwayat gangguan kejiwaan, merasa lahan yang telah dibeli oleh Bonadi masih merupakan lahan milik keluarganya.

"Itu (lahan) sudah saya beli, sudah sertifikat atas nama saya," ucap Bonadi.

Keterangan polisi

Sementara itu Wakapolres Gresik Kompol Erika Purwana Putra mengatakan peristiwa penganiayaan tersebut terjadi di halaman rumah pelaku.

"Kejadian di halaman belakang rumah. Penganiayaan terhadap korban sempat diketahui oleh saksi dan dilerai saat mereka (korban dan pelaku) berkelahi," ujar dia, Senin (3/7/2023).

Korban penganiayaan mulanya harus dirujuk ke Puskesmas terdekat hingga rumah sakit untuk perawatan. Namun korban akhirnya meninggal dunia. 

"Korban sudah sempat dimakamkan, kemudian dilakukan pembongkaran untuk keperluan otopsi. Ditemukan luka di bagian kepala sekitar 6 sentimeter, salah satunya mungkin menyebabkan korban meninggal dunia," tutur Erika.

Baca juga: Cara Daftar Beasiswa Petrokimia Gresik, Bebas Biaya UKT dan Uang Saku

Bonadi ditangkap polisi pada Minggu (25/6/2023) sekitar pukul 10.00 WIB dan langsung ditahan di Rutan Polres Gresik.

Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 351 KUHP tentang tindak penganiayaan mengakibatkan mati seseorang.

"Ancaman hukuman penjara, paling lama tujuh tahun penjara," ucap Erika. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau