Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anaknya Diduga Dicabuli Ayah Tiri, Pekerja Migran Asal Gresik Curhat soal Respons Polisi di Akun Twitter Ganjar

Kompas.com, 22 Juni 2023, 05:29 WIB
Hamzah Arfah,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Seorang ibu yang merupakan pekerja migran asal Gresik, Jawa Timur mencurahkan isi hatinya di akun Twitter @ganjarpranowo milik Ganjar Pranowo.

Dalam cuitannya, ibu tersebut mengaku bahwa putrinya di Gresik, Jawa Timur telah dicabuli oleh ayah tirinya atau suaminya sendiri.

Dia juga mengeluhkan mengenai respons pihak kepolisian terkait penanganan kasus tersebut.

"Sepertinya percuma saja kita melapor, buktinya anak saya saja diperkosa sama bapak tirinya sudah dilaporkan ke kantor polisi sampai sekarang sama sekali enggak ada jawaban, padahal jelas-jelas anaknya diperkosa kok malah polisinya sampai sekarang diam saja, sedangkan pelakunya bebas, malah mau kabur," tulis akun @aida_nabiha tersebut pada Senin (19/6/2023).

Baca juga: Perkosa Anak 16 Tahun, Kades di Tolitoli Sulteng Ditangkap

"Saya sangat berharap Pak Ganjar bisa membantu saya dalam kasus pelecehan anak di bawah umur karena saya sendiri sudah enggak tahu harus mengadu kepada siapa sebab aduan ke kepolisian daerah sama sekali enggak ada tindak lanjutnya, diam seribu bahasa, kita yang bertanya namun kita yang malah dibentak sama polisinya," tulisnya lagi.

Cuitan tersebut kemudian mendapat respons dari akun @ganjarprawono, sembari menandai akun resmi milik Divisi Humas Polri, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

"Mohon bisa dibantu cek @DivHumas_Polri @kpp_pa @ListyoSigitP, kita beri perlindungan dan pendampingan pada korban. semoga kasus ini dapat segera dituntaskan," tulis akun @ganjarpranowo.

Baca juga: 2 Oknum Anggota Polri Diduga Perkosa Wanita di Hotel, Korban Dianiaya karena Melapor ke Polisi

Penjelasan pendamping korban

Setelah ditelusuri, pemilik akun @aida_nabiha merupakan ibu dari anak berusia 13 tahun yang menjadi korban tindak pencabulan bapak tirinya di Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur.

Sang ibu kini sedang bekerja menjadi pekerja migran di Malaysia.

"Benar itu akun ibunya (ibu korban), yang nge-twit Pak Ganjar. Mengadukan karena sudah laporan (membuat laporan kepada polisi) tapi tidak ada jawaban," ujar pendamping korban, Arif Rosyidin, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (21/6/2023).

Arif turut mendampingi ketika bapak kandung korban melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Sebab, ibu kandung korban berada di Malaysia bekerja sebagai pekerja migran.

Kasus pencabulan terkuak, setelah korban yang tinggal bersama bapak tiri memberi tahu kepada ibu kandungnya.

Korban juga menjelaskan bahwa dirinya sudah lima kali dicabuli oleh ayah tirinya.

"Hasil visum juga sudah keluar dan diketahui memang ada tindak pidana pencabulan kepada korban," ucap Arif.

Baca juga: Tinjau Smelter Gresik, Jokowi Apresiasi Progres yang Sudah Capai 72 Persen

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau