Trunojoyo kemudian dibawa ke Batavia sebagai tawanan VOC, tetapi dibunuh oleh Amangkurat II saat kunjungan raja pada Juni 1680.
Dengan kematian Trunojoyo di tangan Amangkurat II, pemberontakan tersebut pun resmi berakhir.
Salah satu jejak sejarah Pangeran Trunojoyo ada di situs Pebabaran Trunojoyo yang terletak di Jalan Pahlawan, Kelurahan Rongtengah, Kabupaten Sampang, Madura.
Dilansir dari laman madura.tribunnews.com, Pebabaran berasal dari kata babar atau babbar yang berarti lahir.
Sehingga lokasi Pebabaran Trunojoyo merupakan lokasi penguburan ari-ari dari Pangeran Trunojoyo.
Tampak di lokasi tersebut, akan ditemukan sebuah bangunan kecil yang menjadi lokasi penguburan ari-ari Raden Trunojoyo.
Selain itu, ada pula Sumur Daksan yang berlokasi di Jalan Suhadak, Kelurahan Dalpenang, Kecamatan Sampang, Madura.
Sumur Daksan adalah petilasan tersebut berupa sumur tua layaknya goa dengan kedalaman kurang lebih 5 meter.
Keunikan petilasan yang kental dengan aura mistis ini yaitu memiliki air yang tidak pernah kering meski di musim kemarau.
Kemudian, di bagian sisi dinding sumur terdapat aksara Pallawa dan goresan gambar sesosok raksasa yang diapit oleh dua kuda terbang.
Berdasarkan keterangan di Museum Trunojoyo Sampang, Trunojoyo menjadikan Sumur Daksan sebagai tempat bersemedi sebelum berangkat ke medan perang.
Bahkan berulang kali Trunojoyo menghadapi perang besar dan hasilnya mencapai kemenangan gemilang.
Sumber:
sumenepkab.go.id, intisari.grid.id, madura.tribunnews.com, madura.tribunnews.com, kompas.com
(Penulis : Widya Lestari Ningsih, Editor : Nibras Nada Nailufar)
Abimanyu, Soedjipto. 2015. Kitab Terlengkap Sejarah Mataram. Yogyakarta: Penerbit Saufa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.