Salin Artikel

Trunojoyo, Pangeran dari Pulau Garam yang Memberontak Melawan Mataram

KOMPAS.com - Raden Trunojoyo atau Pangeran Trunojoyo yang dikenal sebagai Panembahan Maduratna adalah sosok pahlawan asal Madura.

Ayah Trunojoyo adalah Raden Tumenggung Mlaya atau Mudhin Mlaja yang merupakan putra dari Pangeran Cakraningrat I, Raja Bangkalan.

Sedangkan ibu Trunojoyo adalah putri bangsawan dari Keraton Sumenep, keturunan dari Joko Tole.

Dilansir dari buku Kitab Terlengkap Sejarah Mataram (2015) yang ditulis Soedjipto Abimanyu, Trunojoyo masih memiliki hubungan darah dengan Kerajaan Mataram di masa Sultan Agung.

Hal ini karena kakek dari Trunojoyo yaitu Pangeran Cakraningrat I alias Raden Praseno adalah adik ipar Sultan Agung.

Raden Praseno diberi gelar Pangeran Cakraningrat I oleh Sultan Agung sewaktu diberi amanah untuk menjadi penguasa Madura.

Memimpin Pemberontakan Trunojoyo

Dilansir dari laman intisari.grid.id dan kompas.com, sepeninggal Sultan Agung, Kerajaan Mataram kemudian dipimpin oleh Amangkurat I yang dikenal sebagai penguasa yang kejam dan sewenang-wenang.

Bahkan, Amangkurat I dinilai gagal memertahankan kejayaan Mataram yang telah diraih ayahnya.

Kepemimpinan Amangkurat I menyebabkan munculnya ketidakpuasan pada kerabat istana dan para ulama yang berujung pada penangkapan.

Saat itu, banyak ulama dan santri dari wilayah kekuasaan Mataram dihukum mati.

Hingga pada tahun 1674, Trunojoyo yang berhasil merebut kekuasaan Madura dan memproklamirkan diri sebagai raja merdeka di Madura Barat.

Laskar Madura yang dipimpin oleh Raden Trunojoyo juga menjalin kerja sama dengan Karaeng Galesong, pemimpin kelompok pelarian asal Makassar.

Karaeng Galesong adalah pendukung Sultan Hasanuddin yang telah dikalahkan VOC.

Kelompok Karaeng Galesong yang berpusat di Demung, Panarukan tersebut setuju untuk mendukung Trunojoyo memerangi Amangkurat I yang bekerja sama dengan VOC.

Di bawah pimpinan Trunojoyo, pasukan gabungan orang-orang Madura, Makassar, dan Surabaya berhasil mendesak pasukan Amangkurat I.

Pada tahun 1676, pasukan Trunojoyo mengalahkan pasukan Mataram di Gegodog, dekat Tuban.

Kemenangan ini membuka jalan bagi Trunojoyo dan pasukannya untuk menyerang dan merebut Surabaya, kota pelabuhan terbesar di Jawa Timur.

Pasukan Trunojoyo juga membakar sejumlah kota pantai lainnya seperti Gresik, Jepara, dan Cirebon.

Pada akhirnya, Amangkurat I terpaksa melarikan diri dari keraton Plered menuju ke timur, tetapi meninggal di Tegalwangi pada tahun 16771.

Akhir Perlawanan Raden Trunojoyo Terhadap VOC

Setelahnya, posisi pemerintahan diisi oleh Amangkurat II naik tahta sebagai raja Mataram untuk menggantikan ayahnya.

Di sisi lain, pasca telah kemenangannya di Plered, Pangeran Adipati Anom dan Trunojoyo yang sebelumnya bersekutu justru terlibat konflik.

Hal ini membuat Trunojoyo tidak memenuhi kesepakatan sebelumnya untuk menyerahkan kekuasaan kepada Pangeran Adipati Anom, yang naik tahta dengan gelar Amangkurat II.

Namun, sebagai penerus ternyata Amangkurat II tidak memiliki kekuatan militer yang cukup untuk menghadapi pasukan Raden Trunojoyo.

Akibatnya, Pangeran Adipati Anom memilih untuk beralih ke pihak ayahnya dan meminta bantuan VOC yang saat itu sedang berperang melawan Makassar untuk memadamkan serangan Trunojoyo.

VOC bersedia membantu Amangkurat II meredam perlawanan Trunojoyo dengan syarat ia harus membayar biaya perang dan menyerahkan beberapa wilayah pesisir kepada VOC sebagai jaminan.

Pada tahun 1677, VOC mengirimkan pasukan di bawah komando Cornelis Speelman untuk membantu Amangkurat II melawan pasukan Trunojoyo.

Pasukan VOC juga didukung oleh Arung Palakka, pemimpin Bugis yang telah berdamai dengan VOC setelah kekalahan Makassar.

Pasukan gabungan VOC-Mataram-Bugis berhasil mengalahkan pasukan Trunojoyo di sejumlah pertempuran, seperti di Kertosono (1678), Kediri (1678), dan Madiun (1679).

Karena dihantam kekalahan demi kekalahan membuat Trunojoyo sendiri terus melarikan diri ke arah selatan.

Pada akhirnya Trunojoyo tertangkap oleh pasukan VOC di daerah Ngantang pada Desember 1679.

Trunojoyo kemudian dibawa ke Batavia sebagai tawanan VOC, tetapi dibunuh oleh Amangkurat II saat kunjungan raja pada Juni 1680.

Dengan kematian Trunojoyo di tangan Amangkurat II, pemberontakan tersebut pun resmi berakhir.

Pebabaran Trunojoyo dan Sumur Daksan

Salah satu jejak sejarah Pangeran Trunojoyo ada di situs Pebabaran Trunojoyo yang terletak di Jalan Pahlawan, Kelurahan Rongtengah, Kabupaten Sampang, Madura.

Dilansir dari laman madura.tribunnews.com, Pebabaran berasal dari kata babar atau babbar yang berarti lahir.

Sehingga lokasi Pebabaran Trunojoyo merupakan lokasi penguburan ari-ari dari Pangeran Trunojoyo.

Tampak di lokasi tersebut, akan ditemukan sebuah bangunan kecil yang menjadi lokasi penguburan ari-ari Raden Trunojoyo.

Selain itu, ada pula Sumur Daksan yang berlokasi di Jalan Suhadak, Kelurahan Dalpenang, Kecamatan Sampang, Madura.

Sumur Daksan adalah petilasan tersebut berupa sumur tua layaknya goa dengan kedalaman kurang lebih 5 meter.

Keunikan petilasan yang kental dengan aura mistis ini yaitu memiliki air yang tidak pernah kering meski di musim kemarau.

Kemudian, di bagian sisi dinding sumur terdapat aksara Pallawa dan goresan gambar sesosok raksasa yang diapit oleh dua kuda terbang.

Berdasarkan keterangan di Museum Trunojoyo Sampang, Trunojoyo menjadikan Sumur Daksan sebagai tempat bersemedi sebelum berangkat ke medan perang.

Bahkan berulang kali Trunojoyo menghadapi perang besar dan hasilnya mencapai kemenangan gemilang.

Sumber:
sumenepkab.go.id, intisari.grid.id, madura.tribunnews.com,  madura.tribunnews.com, kompas.com 
(Penulis : Widya Lestari Ningsih, Editor : Nibras Nada Nailufar)

Abimanyu, Soedjipto. 2015. Kitab Terlengkap Sejarah Mataram. Yogyakarta: Penerbit Saufa.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/22/184424378/trunojoyo-pangeran-dari-pulau-garam-yang-memberontak-melawan-mataram

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke