Menurut Edy, Candi Gedog dengan dimensi pagar sekitar 30 meter x 30 meter itu diharapkan akan memperkaya destinasi wisata Kota Blitar yang selama ini telah memiliki magnet utama berupa Makam Presiden Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan.
“Bagaimana Candi Gedog ini nanti bisa memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan masyarakat dan juga penerimaan pendapatan asli daerah. Menjadi daya tarik wisata khususnya wisata cagar budaya,” ujar Edy.
Baca juga: Hari Terakhir Ekskavasi ke-4 Candi Gedog Blitar, Arkeolog Temukan Sisa Struktur Bangunan Beratap
Candi Gedog “ditemukan kembali” pada akhir 2019 berawal dari temuan arca kepala kala di pematang sawah beberapa puluh meter dari lokasi yang kini terungkap sebagai bangunan utama candi.
Arkeolog dan sejarawan menyebut penemuan Candi Gedog sebagai penemuan kembali Candi Raffles yang hilang.
Sebutan itu didasarkan pada fakta bahwa keberadaan Candi Gedog disebutkan dengan jelas oleh Gubernur Hindia Belanda periode 1811-1816 Sir Thomas Stamford Raffles dalam buku monumentalnya History of Java (1817) namun wujud fisik Candi Gedog tidak ditemukan pada era Pemerintahan Indonesia hingga seorang petani arca kala yang mengantarkan pada penemuan kembali Candi Gedog.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang