Sebenarnya, sebelum ini Pemkab Nganjuk rutin mengadakan peringatan boyong dari Berbek ke Nganjuk tiap tanggal 9 April. Namun hal itu dianggap tak memiliki landasan sejarah yang kuat.
Sebab, perpindahan ibu kota Kabupaten Berbek dari Berbek ke Nganjuk terjadi pada 6 Juni 1880, bukan 9 atau 10 April.
Untuk 10 April sendiri diperingati sebagai Hari Jadi Nganjuk. Peringatan 10 April mengacu pada peristiwa penetapan daerah Anjuk Ladang sebagai sima swatantra oleh Mpu Sindok pada 10 April 937.
Penetapan sima ini tertera dalam Prasasti Anjuk Ladang, yang ditemukan di kawasan Candi Lor di Desa Candirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk.
Adapun penetapan sima itu diberikan oleh raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Timur, Mpu Sindok, karena rakyat Anjuk Ladang turut andil dalam mengusir tentara Melayu yang dari Wangsa Sailendra yang menyerang Medang.
“Jadi tanggal 10 April 1937 masehi itu ditetapkan menjadi hari jadi Nganjuk, ini yang harus dipegang. Karena dasarnya prasasti,” papar Amin.
Sementara, perpindahan ibu kota Kabupaten Berbek dari Berbek ke Nganjuk berlangsung pada era Hindia Belanda, jauh dari masa Kerajaan Medang periode Jawa Timur.
“Makanya kami juga mengapresiasi kepeminpinan Pak Marhaen yang sudah mengakomodir pelurusan sejarah. Jangan sampai anak-anak cucu kita nanti salah dalam melihat sejarah daerahnya,” pungkas pria yang juga menjabat Kabid Kebudayaan Disporabudpar Nganjuk ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.