Meski sempat terlambat beberapa bulan dari masa jatuh tempo pelunasan dana talangan, Cak Pir pada akhirnya bisa melunasi seluruh tanggungannya kepada KBIH.
“Alhamdulillah, bisa lunas. Sempat telat beberapa bulan, tetapi akhirnya (dana talangan) bisa lunas,” ujar dia.
Dalam kesehariannya, Cak Pir menjalani aktivitas sebagai tukang bersih-bersih Masjid At Taqwa di Desa Ngoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.
Cak Pir juga menjadi tukang becak yang biasa mangkal di kawasan Pasar Ngoro, Kabupaten Jombang.
Sekitar tahun 2007, terbesit dalam benak Cak Pir untuk pergi haji. Dengan dorongan orang sekitarnya, terutama orang-orang yang biasa berinteraksi di masjid, Cak Pir menguatkan tekadnya.
Sejak saat itu, Cak Pir mulai merambah usaha jualan kopi di salah satu persimpangan, tak jauh dari masjid tempatnya mengabdikan diri.
Dari hasil usahanya berjualan kopi, menarik becak, serta mengumpulkan honor sebagai marbot masjid, pria tersebut berhasil mendaftarkan dirinya untuk menunaikan ibadah haji.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang