BANYUWANGI, KOMPAS.com - Dua pemuda asal Banyuwangi, Jawa Timur, yang mengaku mendapat perlakuan buruk di Myanmar merasa tertipu. Sebab, dia tak dipekerjakan sesuai janji.
Dua pemuda itu yakni Ahmad Sugiantoro (21) dan Muhammad Nur Ilyas (22). Keduanya merupakan warga Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, Banyuwangi.
Di Myanmar, keduanya dipekerjakan sebagai joki judi online . Padahal sebelum berangkat, mereka dijanjikan bekerja di sebuah perusahaan di Thailand.
"Kata orangtua korban, keduanya dipekerjakan sebagai joki judi online di sana," kata Sekretaris Desa Wonosobo, Rudi Siliworo Putro, kepada Kompas.com, Rabu (24/5/2023).
Baca juga: Viral Video Pemuda Asal Banyuwangi Mengaku Disiksa di Perbatasan Myanmar-Thailand
Menurut Rudi, pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh tenaga perantara atau penyalur tenaga kerja yang memberangkatkan korban.
"Apalagi, kalau tidak mencapai target, mereka disiksa," ucap Rudi menirukan perkataan orangtua Ahmad Sugiantoro, Sumini (58).
Baca juga: 2 PMI Meninggal di Malaysia Dipulangkan ke Flores Timur, Penyebab Kematian Belum Diketahui
Rudi membenarkan bahwa kedua pemuda itu merupakan warga desanya. Tempat tinggalnya pun masih satu kompleks, atau bisa dibilang tetangga dekat.
"Rumahnya di Dusun Krajan Kulon RT 04 RW 12," ungkap Rudi.
Pihak desa sendiri, kata Rudi, baru mengetahui informasi ada dua warganya itu ke luar negeri setelah videonya viral di media sosial.
Sebelumnya, dirinya bahkan tidak tahu kedua warganya tersebut menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
"Kita baru tahu setelah viral di TikTok dan videonya menyebar di WhatsApp Grup," ujar Rudi.
Berdasarkan penuturan dari Sumini, orangtua dari Ahmad Sugiantoro, anak ragilnya itu berangkat ke luar negeri pada 22 Oktober 2022.
"Jadi saat itu para korban diiming-imingi kerja di Thailand dengan gaji besar oleh dua orang perantara asal Desa Bagorejo, Kecamatan Srono," ucap Rudi.
Saat itu, kedua pemuda itu kebingungan mencari pekerjaan. Lalu, keduanya didatangi oleh kenalannya berinsial B asal Kampung Judeg dan S asal Desa Bagorejo, Kecamatan Srono.
"Keduanya ini ditawari pekerjaan ke Thailand. Tapi harus membayar Rp 10 juta per orang," ungkap Rudi.
Baca juga: Saat Gubernur Khofifah Berziarah di Makam 2 PMI Korban Covid-19 di Hong Kong...
Lantaran biayanya cukup murah dan tidak membutuhkan banyak perlengkapan administrasi, keduanya pun kepincut untuk daftar.
"Istri Ilyas yang bernama Dina dan orangtua Ahmad Sugiantoro ini sempat keberatan. Tapi karena kemauan tinggi, akhirnya tidak bisa dicegah," terang Rudi.
Mereka akhirnya berangkat dengan membayar uang mahar Rp 10 juta untuk diserahkan kepada dua orang tenaga penyalur itu, sebagai keperluan administrasi.
"Dari sana ya itu, korban disiksa. Bahkan juga kabarnya disekap. Karena tidak sesuai dengan target yang diminta bosnya," ucapnya.
Tak hanya itu, handphone pemuda itu pun dirampas oleh sang majikan.
Koordinator Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi, Fery Meriyanto mengaku telah berkoordinasi dengan KBRI di Myanmar terkait penyiksaan terhadap pekerja asal Banyuwangi itu.
"Update terbaru ada dua orang dari Banyuwangi," ujar Fery.
P4MI Banyuwangi saat ini juga tengah menunggu hasil penanganan dari KBRI di Myanmar.
"Kami akan berkabar jika ada perkembangan kembali," tandas Fery.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.