Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan di Pasar Gadang Malang Rusak Parah, Berlubang dan Tergenang Air

Kompas.com, 11 Mei 2023, 19:00 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Jalan rusak di sekitar Pasar Gadang, Kota Malang, Jawa Timur, dikeluhkan masyarakat. Sejumlah lubang yang menimbulkan genangan membuat jalan itu sulit dilintasi.

Ganis Rumpoko, salah satu tokoh pemuda di Malang Raya, mengaku kesulitan saat melintasi jalan itu. Kondisi jalan yang berlubang dan tergenang air membuat arus kendaraan tersendat.

Ganis bahkan mengabadikan momen saat ia melintasi jalan itu pada Jumat (5/5/2023). Ia mereka kondisi jalan itu dalam video berdurasi 30 detik dan mengunggahnya ke akun Twitter dengan cuitan 'Jalan-jalan ke Lampung'.

"Saya mengantar teman yang rumahnya di perumahan Gadang situ. Sorean itu, ya sekitar hampir jam 3. Pernah dulu lewat situ, emang sudah tahu kalau jalannya jelek, tapi kemarin kaget soalnya kayaknya enggak habis hujan tapi kayak banyak genangan," kata wanita yang menjabat Ketua Askot PSSI Kota Batu itu saat dihubungi pada Kamis (11/5/2023).

Baca juga: Sopir Diduga Mengantuk, Truk Fuso Angkut Minuman Teh Terguling ke Sungai di Malang

"Kesulitan iya cuma untung mobil saya tinggi, sedangkan yang lain itu nyantol-nyantol jadi tersendat-sendatnya karena itu. Iya saya sendiri yang nyetir," imbuhnya.

Menurut kader PDI Perjuangan itu, jalanan di sekitar Pasar Gadang tersebut mengingatkan dirinya pada kondisi jalan di Lampung yang menjadi sorotan beberapa waktu lalu.

"Iya soalnya kan belum lama viral (jalanan rusak di Lampung)," kata anak dari mantan Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko.

Baca juga: Video Pria Bentak dan Paksa Perempuan Tua Mengamen di Malang, Satpol PP Turun Tangan

Mahfud, pedagang tahu di Pasar Gadang, juga mengeluhkan kondisi memprihatinkan itu. Kerusakan jalan cukup parah dan banyak terdapat lubang.

"Ini sudah lama tidak diperbaiki," kata Mahfud.

Menurutnya, kondisi kerusakan jalan tersebut sudah tampak sejak sekitar setahun terakhir. Para pedagang pernah swadaya melakukan perbaikan dengan menguruk lubang-lubang jalanan karena pemerintah tak kunjung memperbaikinya.

Namun, urukan itu tak bertahan lama dan rusak kembali.

"Dulu ya ada kerusakan, tapi enggak separah ini. Ini mungkin yang paling parah. Kalau sekarang, ketika hujan ya banjir, kadang air sampai masuk lapak juga. Beberapa waktu lalu teman-teman pedagang sudah menguruk lubang itu, tapi ya enggak bertahan lama," katanya.

Dia berharap, Pemkot Malang segera memperbaiki kerusakan jalan. Sebab, akses jalan cukup vital bagi keberlangsungan perekonomian pedagang di pasar. Para pedagang juga tertib membayar retribusi lapak secara rutin.

"Cepat diperbaiki lah, karena efeknya juga ke pedagang," katanya.

Baca juga: Pesta Miras Berujung Petaka di Malang, 2 Orang Tewas, 4 Dirawat

Respons Pemkot

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Dandung Julhardjaanto mengatakan, perbaikan jalan rusak di sekitar Pasar Gadang akan dilakukan dalam satu minggu ini.

"Sudah kami sampaikan rencana penanganan jalan di Pasar Gadang. Perbaikan sementara rencananya dalam satu minggu ini sudah mulai, dengan penambalan, sambil menunggu selesai di tempat lain dulu," katanya.

Sementara untuk perbaikan secara menyeluruh, direncanakan pada tahun anggaran 2024 mendatang. Hal itu memperhatikan anggaran dan waktu perbaikan yang diperlukan.

"Iya nanti diprogramkan full pada 2024, dengan sistem pengerasan atau cor beton. Drainasenya juga dipikirkan sekalian. Jadi memang memakan biaya dan waktu pengerjaannya," katanya.

Diharapkan, perbaikan dengan metode itu akan membuat kondisi jalan lebih kuat dan tahan lama. Sebab, selama ini penyebab jalan rusak di daerah tersebut karena kerap dilewati kendaraan bermuatan berat dan terkena dampak cuaca ekstrem.

"Kualitas aspal sudah sesuai ketentuan teknis. Bisa terjadi (penyebab) karena faktor cuaca yang ekstrem, bisa karena kendaraan yang lewat melebihi beban jalan, bisa karena air," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau