MALANG, KOMPAS.com - Pria bernama Rosidi, warga Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, yang sempat viral di media sosial karena mengaku pengedar narkoba dan mengancam akan membunuh polisi, menyampaikan minta maaf.
Permintaan maaf itu disampaikan secara terbuka setelah jajaran Satreskrim Polres Malang menangkap Rosidi pada Senin (10/4/2023).
Baca juga: Bikin Video Mengaku Pengedar Narkoba dan Ancam Bunuh Polisi, Pria di Malang Ditangkap
"Saya Rosidi, yang membuat video viral menantang-nantang kepolisian. Saya mohon maaf kepada Bapak Kapolri, Bapak Kapolda Jatim, dan Kapolres Malang," ungkapnya sebagaimana video yang diterima Kompas.com dari Humas Polres Malang, Rabu (12/4/2023).
"Saya berharap agar permasalahan diberikan Restorative Justice," imbuhnya.
Dikutip dari Kompas.com, Restorative Justice atau keadilan restoratif merupakan alternatif penyelesaian perkara tindak pidana, yang dalam mekanisme (tata cara peradilan pidana) fokus pidana diubah menjadi proses dialog dan mediasi.
Prinsip utama dalam keadilan restorative adalah penegakan hukum yang selalu mengedepankan pemulihan kembali pada keadaan semula, dan mengembalikan pola hubungan baik dalam masyarakat.
Baca juga: 221 Rumah Restorative Justice Diresmikan di Madiun, Tersebar di 198 Desa dan 8 Kelurahan
Kasatreskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Riski Saputro membenarkan permohonan maaf dan permintaan restorative justice yang diajukan oleh Rosidi tersebut.
"Betul, yang bersangkutan sudah meminta maaf dan meminta restorative justice," ungkapnya saat ditemui, Rabu (12/4/2023).
Berdasarkan beberapa pertimbangan, jajaran Polres Malang, menurut Riski, akan mengabulkan permintaan restorative justice tersebut.
"Salah satu pertimbangannya, setelah kami periksa intentsif, ternyata tidak ditemukan barang bukti narkoba yang dimiliki Rosidi. Begitu pun ketika dilakukan tes urine, yang bersangkutan juga dinyatakan negatif narkoba," sambungnya.
Selain itu, Riski mengungkapkan, adanya pertimbangan latar belakang dan keluarga Rosidi.
Menurutnya, istri Rosidi ini saat ini sedang mengalami sakit cukup parah, sehingga membutuhkan kehadirannya di rumah.
"Lalu anaknya juga sedang menempuh pendidikan. Sementara hanya Rosidi ini tulang punggung keluarganya," pungkasnya.
Riski menerangkan motif pembuatan video yang menantang polisi itu, lantaran Rosidi emosi setelah mendapat telepon dari nomor tidak dikenal, yang mengaku polisi dan akan menangkapnya atas dugaaan penyalahgunaan narkoba.
"Padahal apa yang sudah dituduhkan itu, menurut Rosidi tidak benar. Sehingga ia pun terpancing emosi," jelasnya.