Kemudian, ibu satu anak itu dimasukkan ke grup anggota VIP dari aplikasi tersebut. Dia diminta transfer sejumlah uang dengan nominal tidak kecil, dari jutaan hingga puluhan juta rupiah supaya bisa mengerjakan tugas dan mendapat komisi.
"Tugasnya like 9 kali, baru ke-10 untuk tugas mall. Itu juga harus top-up Rp 100.000 (awalnya), ternyata diberi tugas lagi diminta top-up lagi Rp 1,2 juta, Rp 5,2 juta, Rp 18,6 juta, sampai tugas keempat Rp 44,4 juta dari yang diminta Rp 88,8 juta, tapi katanya dapat kompensasi 50 persen," katanya.
"Dijanjikan saat tugas keempat pasti bisa cair (ke rekening bank pribadi), karena saya saat itu sudah enggak lagi mikir komisi, saat itu yang penting modalku balik, tapi diminta lagi transfer kekurangannya dengan alasan gagal mengerjakan tugas tepat waktu dan saat mengerjakan itu sistem aplikasi di HP saya dibuat lemot, di situ saya merasa sudah ketipu," kata Riza.
Baca juga: Bikin Video Mengaku Pengedar Narkoba dan Ancam Bunuh Polisi, Pria di Malang Ditangkap
Top-up yang dilakukannya sekitar 10 kali dari 7- 8 April 2023. Selain transfer ke Nopiyanti, Riza juga mengirim sejumlah uang ke rekening atas nama Teguh Susetyo dan akun virtual.
"Total uang pribadi saya yang hilang Rp 98.850.000, kalau sama komisinya yang di rekening penampungan aplikasi itu Rp 222.000.000. Kalau komunikasi selama ini sama namanya Diajeng sebagai manajer, Cantika itu asisten manajer. Saya telusuri alamat kantornya di Jakarta Barat tapi bentuknya seperti rumah biasa, kan enggak mungkin," katanya.
Pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Malang Kota pada Minggu (9/4/2023). Dia berharap, pihak kepolisian dapat menindaklanjuti laporan tersebut.
"Sewaktu saya laporan kata polisinya memang penipuan seperti ini sudah marak terjadi dan diduga jaringan besar, katanya dua orang sebelum aku laporan juga kena tipu hampir sama nama rekening bank yang ditransfer," katanya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Bayu Febrianto Prayoga menuturkan, pihaknya telah menerima laporan dari Riza Nirmalasari terkait dugaan penipuan itu.
"Masih kami dalami dan lakukan penyelidikan. Dalam kesempatan ini, kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati saat di dunia maya. Lihat dan pastikan, apakah aplikasi itu aman dan bisa dipercaya. Jangan mudah percaya begitu saja, ketika diminta melakukan top-up atau transfer uang," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.