Sang kiai kemudian membuat sayembara. Santri yang bisa membuat beduk dengan suara menggelegar, maka akan dinikahkan dengan putrinya.
Zainal Musofa, salah satu santri yang berasal dari Plaosan juga mengikuti sayambara yang diadakan oleh sang kiai.
Untuk membuat beduk, Zainal Mustofa mencari kayu yang berada di kawasan kaki Gunung Lawu.
Setelah selesai dibuat, beduk berdiameter hampir dua meter itu lalu digelindingkan dari Plaosan menuju Pondok Pesantren Nglengki yang jaraknya lebih dari 20 kilometer.
“Dari sejumlah beduk yang dipukul, hanya beduk buatan Kiai Zainal Mustofa yang bunyinya nyaring,” kata Ustad Muhamad Rafiq Husain.
Kiai Zainal Mustofa dinikahkan dengan anak perempuan Kiai Rofii.
Baca juga: Sempat Minta Perlindungan, Napi di Rutan Magetan Ditemukan Tewas Gantung Diri
Atas saran dari Kiai Rofii, pasangan pengantin tersebut kemudian mengembangkan syiar agama di daerah Sobontoro, daerah yang berada 10 kilometer di sebelah barat Pesantren Nglengki.
Diperkirakan setelah Kiai Rofii wafat, kegiatan Pondok Pesantren Nglengki mulai sepi.
Kini, ganya tersisa masjid sebagai peninggalan Kiai Rofii.
Bangunan masjid Nglengki berupa tiang utama, sejumlah pintu dan mimbar khotbah yang terbuat dari kayu jati, dipercaya merupakan peninggalan pada awal Masjid Nglengki dibangun.
“Yang tersisa dari masjid pertama ada beberapa pintu, tiang utama dan mimbar khotbah itu masih asli,” ujar Muhamad Rafiq Husain.
Baca juga: Selama Ramadhan, Masjid Al-Abrar Tanah Abang Siapkan Takjil dan Nasi Boks untuk Jemaah Tiap Harinya
Bahkan beduk yang konon dibuat oleh Kiai Zainal Mustofa untuk mengikuti sayembara tersebut masih terawat dengan baik.
Beduk tersebut bahkan masih difungsikan sebagai penanda waktu shalat.
"Beduk dengan penyangga kayu jati yang diletakkan di teras masjid juga masih terawat dengan baik. Kondisinya masih baik, hanya kulit bedugnya yang diganti,” kata Muhamad Rafiq Husain.
Setiap Ramadhan seperti saat ini, beduk peninggalan Kiai Zainal Mustofa ditabuh oleh remaja setempat untuk mengiringi selawat.
“Masih kita fungsikan untuk shalat Jumat atau saat Ramadhan anak-anak di masjid sini masih kotekan dengan beduk ini,” pungkas Ustad Muhamad Rafiq Husain
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.