Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Beduk di Masjid Berusia Ratusan Tahun di Magetan, Tanda Cinta dari Seorang Santri

Kompas.com - 31/03/2023, 20:31 WIB
Sukoco,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MAGETAN , KOMPAS.com - Sebuah masjid bercat putih berdiri di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Masjid Nglengki, demikian nama masjid tersebut.

Pengasuh Masjid Nglengki Ustad Muhamad Rafiq Husain mengatakan, usia masjid tersebut diperkirakan lebih dari 250 tahun dan merupakan masjid tertua di Kabupaten Magetan.

Perkiraan usia itu didasarkan pada silsilah pengelola masjid yang telah berganti hingga lima generasi.

"Untuk tanda (tertulis) pembangunan masjid, kami tidak menemukan, tetapi dari cerita turun-temurun masjid ini dibangun oleh kakek buyut kami, Kiai Rofii. Kami keturunan ke-5," kata dia saat ditemui di Masjid Nglengki, Jumat (31/3/2023).

Baca juga: WNA Perancis Protes soal Pengeras Suara di Masjid Lombok Barat, Buat Onar hingga Dideportasi

Awal mula berdirinya masjid

Masjid Nglengki di kabupaten Magetan dibangun oleh Kyai Rofii yang dipercaya telah berusai lebih dari 250 tahun.KOMPAS.COM/SUKOCO Masjid Nglengki di kabupaten Magetan dibangun oleh Kyai Rofii yang dipercaya telah berusai lebih dari 250 tahun.

Muhamad Rafiq Husain menambahkan, Kiai Rofii berasal dari Brebes Jawa Tengah.

Pada saat selesai menuntut ilmu di salah satu pondok di wilayah timur Pulau Jawa, Kiai Rofii mendapatkan pesan dari sang guru untuk mengembangkan Islam di luar kampung halamannya.

“Kiai Rofii sempat bermukim dan menikah di daerah Mundu Madiun, tetapi merasa kurang sreg mengembangkan syiar agama di sana, kemudian beliau hijrah ke wilayah barat dan sampai di kawasan Nglengki ini,” imbuhnya.

Baca juga: Harmonisasi Islam, Tionghoa, dan Betawi dalam Arsitektur Masjid Tjia Kang Hoo...

Di Nglengki, Kiai Rofii berhasil mengembangkan pondok pesantren dengan banyak santri.

Hingga kini, jejak keberadaan bangunan pesantren masih bisa terlihat di sebelah selatan masjid.

Di tempat itu, terdapat bangunan yang berukuran sekitar 4x6 meter yang terbuat dari batu bata dengan plesteran tanah liat.

“Dulunya dari cerita kakek ini  merupakan tempat belajar para santri pada saat itu,” kata Muhamad Rafiq Husain

Baca juga: Masjid Layur, Masjid Bersejarah di Kota Semarang yang Sebagian Bangunannya Hilang akibat Penurunan Tanah

Selain itu di sebelah timur sungai yang berjarak kurang lebih 200 meter dari masjid, terdapat sisa-sisa fondasi berupa batu bata berukuran besar yang diplester dengan tanah liat.

“Dulu belum ada jembatan bambu yang menghubungkan kawasan masjid dengan bekas bangunan pesantrean,” katanya.

Kisah beduk di Masjid Nglengki

Konon pada waktu itu, Kiai Rofii mempunyai seorang putri yang membuat para santri jatuh hati.

Sang kiai kemudian membuat sayembara. Santri yang bisa membuat beduk dengan suara menggelegar, maka akan dinikahkan dengan putrinya.

Zainal Musofa, salah satu santri yang berasal dari Plaosan juga mengikuti sayambara yang diadakan oleh sang kiai.

Baca juga: Cerminan Harmoni di Masjid Tjia Kang Hoo Pasar Rebo, Ada Percampuran Unsur Islam, Tionghoa, dan Betawi

Untuk membuat beduk, Zainal Mustofa mencari kayu yang berada di kawasan kaki Gunung Lawu.

Setelah selesai dibuat, beduk berdiameter hampir dua meter itu lalu digelindingkan dari Plaosan menuju Pondok Pesantren Nglengki yang jaraknya lebih dari 20 kilometer.

“Dari sejumlah beduk yang dipukul, hanya beduk buatan Kiai Zainal Mustofa yang bunyinya nyaring,” kata Ustad Muhamad Rafiq Husain.

Kiai Zainal Mustofa dinikahkan dengan anak perempuan Kiai Rofii.

Baca juga: Sempat Minta Perlindungan, Napi di Rutan Magetan Ditemukan Tewas Gantung Diri

Atas saran dari Kiai Rofii, pasangan pengantin tersebut kemudian mengembangkan syiar agama di daerah Sobontoro, daerah yang berada 10 kilometer di sebelah barat Pesantren Nglengki.

Dibunyikan saat Ramadhan

Beduk di Masjid Nglengki. Beduk di Masjid Nglengki.

Diperkirakan setelah Kiai Rofii wafat, kegiatan Pondok Pesantren Nglengki mulai sepi.

Kini, ganya tersisa masjid sebagai peninggalan Kiai Rofii.

Bangunan masjid Nglengki berupa tiang utama, sejumlah pintu dan mimbar khotbah yang terbuat dari kayu jati, dipercaya merupakan peninggalan pada awal Masjid Nglengki dibangun.

“Yang tersisa dari masjid pertama ada beberapa pintu, tiang utama dan mimbar khotbah itu masih asli,” ujar Muhamad Rafiq Husain.

Baca juga: Selama Ramadhan, Masjid Al-Abrar Tanah Abang Siapkan Takjil dan Nasi Boks untuk Jemaah Tiap Harinya

Bahkan beduk yang konon dibuat oleh Kiai Zainal Mustofa untuk mengikuti sayembara tersebut masih terawat dengan baik.

Beduk tersebut bahkan masih difungsikan sebagai penanda waktu shalat.

"Beduk dengan penyangga kayu jati yang diletakkan di teras masjid juga masih terawat dengan baik. Kondisinya masih baik, hanya kulit bedugnya yang diganti,” kata Muhamad Rafiq Husain.

Setiap Ramadhan seperti saat ini, beduk peninggalan Kiai Zainal Mustofa ditabuh oleh remaja setempat untuk mengiringi selawat.

“Masih kita fungsikan untuk shalat Jumat atau saat Ramadhan anak-anak di masjid sini masih kotekan dengan beduk ini,” pungkas Ustad Muhamad Rafiq Husain

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Surabaya
Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Surabaya
Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Surabaya
3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com