Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenduri Durian dan Upaya Menggaet Wisatawan di Jombang

Kompas.com - 06/03/2023, 09:22 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Kenduri durian atau yang juga dikenal dengan Kenduren Wonosalam, berlangsung semarak di lapangan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (5/3/2023).

Ribuan wisatawan, baik dari Jombang maupun dari beberapa daerah di Jawa Timur, memadati lapangan yang menjadi tempat pelaksanaan Kenduren Wonosalam.

Kenduri durian Wonosalam merupakan kegiatan berbagi durian gratis kepada wisatawan.

Momentum tersebut, disebut mampu menyedot minat ribuan wisatawan untuk berkunjung ke Wonosalam.

Baca juga: Ribuan Wisatawan Berebut Durian di Kenduren Wonosalam Jombang, 4 Orang Pingsan

Menggaet wisatawan

Bupati Jombang Mundjidah Wahab mengungkapkan, Kenduren Wonosalam layak menjadi ikon wisata untuk meningkatkan kunjungan turis ke Kabupaten Jombang, khususnya kunjungan ke wilayah Wonosalam. 

Kecamatan Wonosalam yang wilayahnya berada di kawasan Gunung Anjasmoro, selain dikenal sebagai daerah penghasil durian, juga memiliki beberapa destinasi wisata alam. 

Menurut Mundjidah, Kenduri Durian Wonosalam terbukti mampu meningkatkan kunjungan wisatawan, baik lokal maupun dari berbagai daerah di Indonesia.

Baca juga: Kisah Kampung Pranan Penghasil Durian Kulon Progo, Pohon Usia Ratusan Tahun Masih Berbuah

Para wisatawan berebut mendapatkan durian dalam acara Kenduri Durian di Lapangan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (5/3/2023).KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Para wisatawan berebut mendapatkan durian dalam acara Kenduri Durian di Lapangan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (5/3/2023).

Atas pertimbangan itu, Mundjidah menyebut jika Kenduren Wonosalam pantas dijadikan ikon wisata Kabupaten Jombang, bahkan juga cukup layak untuk menjadi ikon wisata Jawa Timur.

“Ini kita jadikan ikon (wisata) Kabupaten Jombang dan mudah-mudahan bisa menjadi ikon Jawa Timur. Kita harus terus berupaya menjadikan Kenduren Wonosalam ini menjadi ikon Jawa Timur,” kata Mundjidah, Minggu.

Dia mengungkapkan, sejak digelar pada 2012, wisatawan yang berkunjung saat menjelang hingga hari H pelaksanaan Kenduri Durian, jumlahnya terus meningkat.

Baca juga: 5 Manfaat Buah Durian untuk Kesehatan

 

Pada 2023, Kenduren Wonosalam telah menarik minat wisatawan, baik lokal maupun dari berbagai daerah di Jawa Timur. 

Wisatawan yang datang antara lain berasal dari Kediri, Malang, Gresik, Surabaya, Tuban, Jawa Timur. Selain itu, ada wisatawan dari Papua dan Gorontalo.

“Dari laporan tadi, ada yang dari Kediri, Malang, Tuban, dan lain-lain. Alhamdulillah, ramai. Semoga hasil panen durian tiap tahun melimpah,” kata Mundjidah.

Syukuri hasil panen

Kenduri durian Wonosalam merupakan kegiatan berbagi durian gratis kepada wisatawan. Durian yang dibagikan berasal dari petani ataupun warga dari 9 desa di Kecamatan Wonosalam.

Durian-durian itu ditata dalam sebuah gunungan kemudian diperebutkan oleh ribuan orang.

Bupati Jombang Mundjidah Wahab mengungkapkan, Kenduren Wonosalam merupakan ajang tahunan yang diinisiasi para petani dan warga dari 9 desa di Kecamatan Wonosalam, di tengah berlangsungnya musim panen durian.

Dia menuturkan, kegiatan tersebut berlangsung sejak 2012, namun kadang tidak digelar saat terjadi musim paceklik buah durian. 

Pada 2023, kata Mundjidah, Kenduren Wonosalam membagikan 2.023 durian kepada wisatawan. Durian tersebut terkumpul dari petani dari 9 desa di Kecamatan Wonosalam.

Baca juga: Mencicipi Durian Kholil, Juara Durian Nasional Asli Kota Semarang

Pada tahun ini, ujar Mundjidah, panen durian di wilayah Wonosalam cukup melimpah sehingga patut disyukuri bersama. Apalagi, sempat terjadi penurunan hasil panen durian selama 2 tahun.

“Sudah dua tahun tidak ada Kenduren. Selain karena ada pandemi Covid-19, hasil panen juga sedikit. Tapi Alhamdulillah, tahun ini panennya melimpah. Kita patut mensyukuri hasil panen ini,” kata Mundjidah.

Menurut Mundjidah, dibanding dengan penyelenggaraan sebelumnya, Kenduren Wonosalam 2023 berlangsung lebih tertib. Dia berharap, pelaksanaan kenduri durian untuk waktu berikutnya bisa lebih tertib dan lebih nyaman diikuti wisatawan.

Baca juga: Menikmati Durian Kholil, Raja Buah Asli Semarang yang Usianya Lebih dari Satu Abad

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Surabaya
KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

Surabaya
Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Surabaya
Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Surabaya
Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Surabaya
Soal Dugaan ODGJ 'Dijual' di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Soal Dugaan ODGJ "Dijual" di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Surabaya
Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Surabaya
Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Surabaya
Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Surabaya
Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com