BANYUWANGI, KOMPAS.com - Angin kencang yang melanda Banyuwangi, Jawa Timur berdampak pada terganggunya aktivitas penyeberangan dari pelabuhan ASDP Ketapang ke Gilimanuk, Bali.
Akibatnya, kapal yang menyeberang dari Pelabuhan ASDP Ketapang ke Gilimanuk dan sebaliknya, dibuat sistem buka tutup.
"Kalau sudah kondusif, dibuka kembali," kata Kasi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli KSOP Tanjungwangi, Widodo, Jumat (6/1/2023).
Widodo mengatakan, penutupan dilakukan akibat angin kencang yang menganggu kawasan perairan Selat Bali. Kecepatan angin mencapai 30 hingga 33 knot.
Baca juga: Kecepatan Angin di Banyuwangi Capai 30 Knot, Warga Diminta Waspada
"Kalau kecepatan angin di atas 25 knot, penyeberangan sudah kami tutup," ujarnya.
Pelabuhan Ketapang sudah memberlakukan sistem buka tutup sejak Kamis (5/1/2023) kemarin dan Jumat hari ini. Pelabuhan sudah dua kali melakukan sistem buka tutup.
Penutupan pertama dilakukan pada Kamis malam. Penyebrangan kapal sempat tertunda mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 20.45 WIB.
Penutupan kedua kembali terjadi pada Jumat pagi. Pelabuhan ditutup selama kurang lebih satu jam, mulai pukul 09.20 WIB hingga pukul 10.45 WIB.
"Kalau di luar laut Jawa, gelombang bisa tinggi. Kalau di sini gelombang relatif kecil. Tapi ada gangguan angin, sama saja," ujar Widodo.
Widodo menjelaskan, angin kencang itu berpotensi membuat kapal sulit bersandar ke dermaga.
Baca juga: Pantau Aktivitas Macan Tutul, Kamera Trap Dipasang di Desa Sumberarum Banyuwangi
"Sebenarnya kapal penyeberangan telah memiliki alat untuk mengukur kecepatan angin. Namun pantauan melalui alat itu digunakan untuk menentukan potensi gangguan dalam pelayaran," terangnya.
Meski sempat dibuat sistem buka tutup, tapi tidak banyak penumpukan kendaraan di pelabuhan. Karena tidak lebih dari tiga jam.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mencatat kecepatan angin mencapai 30 knot atau 55,56 kilometer per jam.
Prakirawan BMKG Banyuwangi, Gumintar, mengatakan, angin kencang itu karena adanya low pressure area (LPA) atau daerah tekanan rendah menyebabkan gangguan cuaca (cuaca buruk).
"Sehingga, hampir seluruh wilayah bisa masih terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang," kata Gumintar.
Dampak LPA itu menyebabkan angin kencang di seluruh wilayah. Baik di daerah pesisir, maupun kawasan pegunungan.
Baca juga: 2 Pemuda di Banyuwangi Duel gara-gara Perempuan, 1 Korban Tertusuk Pisau
Khusus di wilayah pesisir, kecepatan angin bisa jauh lebih besar. Itu karena arah angin yang berhembus tidak pasti.
"Di pesisir pantai kecepatan angin bisa jauh lebih besar, yang mengakibatkan gelombang tinggi," terang Gumintar.
Akibat angin kencang itu, banyak potensi bencana yang terjadi. Mulai dari gelombang tinggi, pohon tumbang, rumah ambruk hingga puting beliung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.