MALANG, KOMPAS.com - MWF (8), siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang menjadi korban perundungan oleh kakak kelasnya harus menjalani tindakan operasi.
Sebab, berdasarkan pemeriksaan CT scan serta analisis dokter, kondisi pembekuan darah di otaknya belum sepenuhnya stabil.
Edi Subandi, ayah korban, mengatakan, operasi direncanakan akan dilaksanakan pada Kamis (1/12/2022) siang ini di RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Baca juga: Siswa Pelaku Perundungan di Malang Alami Trauma hingga Tak Mau Masuk Sekolah
"Operasi dilakukan pada jam 12 siang ini. Kata dokter operasi pengangkatan darah beku di otak," ungkapnya melalui sambungan telepon, Kamis.
Edi menegaskan, dokter telah melakukan sejumlah pemeriksaan, mulai dari CT scan, MRI, cek laboratorium, dan cek darah korban, sebelum memutuskan tindakan operasi di bagian kepala.
"Semuanya sudah diperiksa, rontgen, cek darah, cek lab, sama infus sudah terpasang, jam 12 kurang masuk ruangan operasi," tuturnya.
Baca juga: Kasus Perundungan Siswa SD di Malang, Pelaku Sebut Korban Kerap Berkata Tak Sopan
Ayah dari tiga anak itu mengatakan, tindakan operasi untuk anak keduanya itu menurut dokter adalah langkah terbaik, demi mengurangi efek darurat pada korban.
Terlebih, sejak dirujuk ke RSUD Kanjuruhan pada Selasa (29/11/2022), korban tidak mau dipasang infus.
"Sehingga disebutkan dokter, hal itu berpengaruh pada kondisi trauma di kepalanya," ujarnya.
Sementara itu, secara fisik kondisi anaknya selama tiga hari dirawat inap di RSUD Kanjuruhan terlihat sehat. Bahkan, MW telah bisa bermain dan diajak berkomunikasi dengan intens.
"Kalau secara fisik kondisinya stabil, tidak ada masalah, makan juga banyak dan mainan. Hanya saja, kata dokter akibat pembekuan otak itu, anaknya jadi tempramen. Salah sedikit agak emosi. Takutnya nanti kalau kenapa-kenapa bisa terjadi kejang lagi," pungkasnya.