Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Wulan, Mantan PMI di 3 Negara, Kini Pasarkan Petai hingga Keripik ke Luar Negeri

Kompas.com, 28 November 2022, 13:41 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Menariknya, produk itu tak hanya dipasarkan melalui online saja.

"Kita manfaatkan medsos, Facebook, Instagram dan WhatsApp. Belum yang di ofline yang datang langsung ke rumah. Ada hitungannya sendiri," katanya malu-malu.

Wulan mengaku bersyukur usaha rumahan yang ia bangun sejak pulang dari merantau ke luar negeri sudah mulai berkembang.

Wulan bercerita, ada tiga negara yang pernah ia tempati untuk mengadu nasib dulu selama satu dekade. Diantaranya Jepang, Singapura dan Hongkong.

Wulan pertama kali pergi ke luar negeri pada tahun 1996. Saat itu negara awal yang menjadi tujuannya adalah Jepang.

Baca juga: 95 PMI Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 11 Bulan, Sebagian Besar Pekerja Ilegal

Namun, harapan sukses di negeri bunga sakura itu kandas lantaran ia ditipu oleh pihak agen. Wulan ternyata jadi PMI ilegal dan jadi korban perdagangan manusia.

"Waktu itu saya tidak begitu paham. Saya dipekerjakan di restoran dan bekerja 3 bulan," ungkap Wulan.

Selain itu, Wulan juga tidak diperkenankan berkomunikasi dengan siapa pun selain karyawan di restoran tersebut.

"Dari situ akhirnya saya berniat untuk kabur. Setelah dibantu teman yang ada di sana akhirnya berhasil keluar dari Jepang dan kembali ke Indonesia," terangnya.

Baca juga: Jadi Korban Penyaluran PMI Bodong, 2 Warga KBB Berhasil Dipulangkan

Saat kembali ke Indonesia, Wulan tidak langsung pulang ke rumah di Banyuwangi. Melainkan berhenti dan transit di Jakarta untuk persiapan berangkat ke Singapura.

"Ada tawaran pekerjaan di sana dari teman, setelah mengurus administrasi saya langsung terbang ke Singapura," ucap Wulan.

Di Singapura Wulan lumayan betah. Dia bekerja mengadu nasib di sana hingga 1,8 tahun lamanya.

"Setelah hampir dua tahun di sana, saya pindah ke Hongkong. Di sana lumayan lama, sekitar 8 tahunan," tutur Wulan.

Baca juga: 92 PMI Asal NTT Meninggal di Luar Negeri Selama Januari-Oktober 2022

Kenyang mengadu nasib di Hongkong, istri dari Suhardibyo (43) itu memutuskan untuk pulang kampung. Dia ingin fokus menjadi ibu rumah tangga.

"Waktu itu saya pulang dua kali dari Hongkong. Anak-anak juga masih kecil. Mereka butuh perhatian dari ibunya," ucap Wulan.

Balik di kampung halamannya di Banyuwangi, Wulan sempat bingung. Pekerjaan suami yang hanya sebagai petani, pas-pasan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya.

"Uang dari Hongkong juga sudah habis. Mau usaha juga tidak ada cukup modal. Tapi kami tetap bersyukur bisa kumpul bareng keluarga," cerita Wulan.

Koordinator Migran Care Banyuwangi, Edi Sujiman mengapresiasi keberhasilan salah satu PMI binaannya dalam pengembangan usaha.

"Mbak Wulan ini salah satu sosok PMI yang punya etos kerja yang bagus. Terbukti usahanya bisa berjalan," ujarnya.

Baca juga: Jadi Korban Penyaluran PMI Bodong, 2 Warga KBB Berhasil Dipulangkan

Bukan tanpa alasan, menurut Edi, pembinaan dan pelatihan berkala yang dilakukan oleh Migran Care memang fokus terhadap peningkatan sosial ekonomi, khusunya UMKM.

"Dan kami kira Mbak Wulan salah satu PMI yang sukses dalam usahanya," kata Edi.

Menurut Edi, apa yang dilakukan oleh Wulan patut ditiru oleh PMI lain di Banyuwangi.

"Patut ditiru karena keuletannya dalam membangun usaha. Tidak mudah memang, namun perlu ketelatenan dan kerja keras," ungkapnya.

Edi menjelaskan, Migrant Care bergerak dalam isu perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

"Kami melakukan advokasi kebijakan, bantuan hukum, penelitian, dan pendidikan untuk memperkuat gerakan buruh migran sebagai bagian dari gerakan sosial guna mewujudkan keadilan global," pungkas Edi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau