Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Orangtua Ingin PR Tetap Ada, Bisa Jadi Pemacu Siswa Belajar di Rumah

Kompas.com - 10/11/2022, 12:34 WIB
Ghinan Salman,
Krisiandi

Tim Redaksi

"Pengalaman yang saya temukan di lingkungan saya, ketika tidak ada PR, anak-anak tidak belajar. Mereka mau belajar ketika diberi tugas dari sekolah untuk dikerjakan di rumah," imbuhnya.

Belajar, membaca, dan hal-hal yang berhubungan dengan pengetahuan ini, menurut Ema, merupakan pengenalan bagi anak-anak yang masih duduk di bangku SD dan SMP.

"Jadi memang harus dikenalkan dulu, sedikit dipaksa, agar ke depan mereka bisa terbiasa dan mencintai pengetahuan, mau membaca buku dan terus belajar," ujar dia.

Ketika anak-anak sudah mencintai ilmu pengetahuan, lanjut Ema, tanpa PR pun tidak masalah.

"Nah ini kan karakter siswa berbeda-beda, ada yang suka belajar, sebagian besar tidak suka. Ini mungkin yang perlu dipertimbangkan juga," kata dia.

Sementara itu, Indah Wahyuni wali murid siswa di salah satu SD di Surabaya memiliki pendapat yang sama.

Baca juga: Siswa SD dan SMP di Surabaya Dibebaskan dari PR Mulai 10 November 2022

Ia mengaku khawatir jika siswa tak diberi PR dari sekolah.

Menurutnya, dengan tidak ada PR di sekolah, anak-anak cenderung lebih santai dan tidak memiliki tanggung jawab.

Ia juga mengeluhkan jika jam pelajaran ditambah dan harus pulang pukul 14.00 WIB. Sebab, pengembangan bakat siswa bisa dilakukan di luar sekolah.

"Seperti mengaji misalnya, itu memang aktivitas rutin yang dilakukan anak saya selepas sekolah. Jadi setiap harinya, ada aktivitas mengaji yang dilakukan di sore harinya," ujar dia.

Meski demikian, ia mengaku belum mendapat pemberitahuan lanjutan dari pihak sekolah tentang peniadaan PR bagi siswa, termasuk penambahan jam pelajaran.

"Sampai hari ini belum ada pemberitahuan lagi dari pihak sekolah tentang pembebasan PR dan jam pelajaran yang ditambah itu. Belum ada konfirmasi dari pihak sekolah ke pihak wali murid," kata Indah.

Warga Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng itu menambahkan, sebaiknya kebijakan peniadaan PR itu tidak buru-buru dilakukan.

Pasalnya, siswa baru memulai sekolah tatap muka pascapandemi.

Sejak pandemi Covid-19 yang berlangsung selama kurang kebih dua tahun, siswa selalu belajar dari rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com