"Sungai Kedung Cenit yang bermuara di laut selatan di Pantai Pasur merupakan salah satu sungai induk. Pada kondisi normal airnya dangkal, tapi banjir bandang dapat terjadi di sungai itu sewaktu-waktu karena limpahan air hujan dari sejumlah anak sungai," terangnya.
Usai kejadian pada Selasa malam, proses pencarian korban tidak dapat segera dilakukan karena kondisi gelap dengan medan perbukitan di wilayah Bakung.
Pencarian korban yang melibatkan personel tim gabungan sebanyak sekitar 50 orang baru dapat dilakukan keesokan harinya, Rabu (26/10/2022).
Komandan Basarnas untuk wilayah operasi Blitar Dian Susetyo Wibowo mengatakan regu penolong gabungan dibagi menjadi tiga tim pada hari pertama pencarian.
Satu tim bertugas menyisir penampang sungai dari lokasi kejadian ke arah hilir, ujarnya, dua lainnya menyisir daratan di kanan dan kiri sungai ke arah yang sama.
Menurut Dian, pencarian tim oleh tim sayap kanan dan kiri sungai cukup berat karena kontur tanah yang berbukit-bukit.
Baca juga: Jenazah 2 Penebang Tebu dan 1 Sopir Truk yang Hanyut akibat Banjir di Blitar Ditemukan
"Dan tim tidak hanya melakukan pencarian di area sekitar sungai tapi kadang harus melebar ke sawah-sawah. Kami harus mengantisipasi kemungkinan ketika air sungai banjir dan meluap ke sawah membawa jasad korban ke sana," tutur Dian, Kamis.
Pada hari pertama pencarian hingga sore, ujarnya, tiga korban berhasil ditemukan di jarak sekitar 10 kilometer dari lokasi kejadian.
Ketiga korban adalah Obet, Andik, dan Yopi. Sementara kernet truk bernama Riyanto, belum berhasil ditemukan pada hari pertama pencarian. Riyanto baru ditemukan pada hari kedua.
Pada hari kedua pencarian, ujar Dian, tim dibagi menjadi dua.
Pertama tim yang menyisir kembali penampang sungai dari lokasi kejadian ke arah hilir hingga penemuan korban di lokasi terjauh. Tim kedua bertugas menyisir dari lokasi penemuan korban terjauh hingga ke arah muara sungai di Pantai Pasur, laut selatan.
"Nah, hari ini tadi tim kedua yang berhasil menemukan dan mengevakuasi korban terakhir atas nama Riyanto," ujarnya.
Kata Dian, jasad Riyanto pertama kali diketahui oleh nelayan Pantai Pasur dalam posisi mengambang di tengah sungai.
Menurutnya, tim beruntung karena jasad korban mengambang sehingga dapat segera diketahui oleh nelayan. Jika tidak, jasad korban akan masuk ke laut selatan dalam hitungan menit saja.
"Jadi beruntung karena belum sampai ke laut," ujarnya.