Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan, Detik-detik Perintah Penembakan Gas Air Mata hingga Tanda Tanya Jatuhnya Selongsong Peluru

Kompas.com - 20/10/2022, 07:02 WIB
Pythag Kurniati

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com- Rekonstruksi tragedi kanjuruhan digelar di lapangan sepak bola Mapolda Jatim, Rabu (19/10/2022).

Rekonstruksi tersebut berfokus pada tiga anggota polisi yang menjadi tersangka dan memeragakan 30 adegan.

Baca juga: Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan Digelar di Mapolda Jatim dengan Tiga Tersangka

Dalam rekonstruksi, penembakan gas air mata dilakukan oleh anggota kepolisian didahului oleh instruksi persuasif dari pimpinan regu pasukan pemegang senjata.

Pada reka ulang kejadian, Komandan Kompi (Danki) 3 Brimob Polda Jatim AKP Has Darmawan memandu belasan orang anggota melakukan pengendalian massa suporter yang diperankan oleh polisi berseragam sipil.

Sejumlah polisi yang melakukan pengendalian massa tampak memakai tameng pelingdung dan tongkat.

Beberapa lainnya memegang senjata pelontar gas air mata.

Baca juga: Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan Digelar di Mapolda Jatim, 3 Tersangka Polisi Peragakan 30 Adegan

Ingatkan suporter tak tinggalkan lapangan

Has Darmawan berupaya memandu anggota yang bersiap mengendalikan massa. Dia berdiri di barisan paling belakang.

Sebelum itu, Has Darmawan berupaya melakukan upaya persuasif yaitu mengimbau sejumlah suporter berhenti melakukan pelemparan dan tidak meninggalkan lapangan.

"Suporter tolong meninggalkan lapangan. Jangan melempar, jangan melempar," kata dia, seperti dilansir dari Surya.co.id.

Baca juga: Jawaban Polri Soal Tak Ada Tembakan Gas Air Mata ke Tribun dalam Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan


 

Berhadapan dengan massa hingga penembakan

Pada adegan ke-16, atau sekitar pukul 22.08 WIB di Stadion Kanjuruhan saat itu, anggota polisi yang dikomandoi AKP Has Darmawan berhadapan dengan sejumlah massa yang masuk area tengah lapangan.

"Adegan ke-16, pukul 22.08 WIB, perkembangan situasi dengan suporter dari tribune 9 dan 14 yang turun dari selasar depan ke tengah lapangan. Saat itu posisi tersangka HD dan anggotanya di sudut lapangan depan tribune 13 dan 14 yang mana dilempari oleh suporter dengan batu dan kaca berupaya menghalau menggunakan tameng," ujar pemandu rekonstruksi melalui alat pengeras suara.

"Tambahan adegan ke-17A. Tersangka HD menyampaikan imbauan pada suporter agar meninggalkan lapangan," tambah pemandu rekonstruksi.

Baca juga: Komnas HAM Harap Desain Baru Stadion Kanjuruhan Bawa Spirit Perubahan dan Semangat Korban

Pada adegan ke-18, AKP Has Darmawan mendengar suara tembakan gas air mata di area sisi kiri di luar barisan anggota.

Kemudian AKP Has mulai memberi instruksi pada tujuh anggota yang memegang senjata pelontar gas air mata.

"Tersangka memerintahkan Bharatu TF, Bharatu KI, Bharatu S, Bharatu CA, Bharaka ATAN, Bharaka YW, Bharaka IW, untuk persiapan menembak," jelas pemandu.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, di Balik Fun Football FIFA dan PSSI...

Lalu, pada adegan ke-19, momen pukul 22.09 WIB, AKP Has Darmawan mulai memberikan perintah melakukan penembakan gas air mata.

"Masuk ke adegan ke-19 sampai ke-25, menggambarkan penembakan 7 anggota dari tersangka Has Darmawan. Adegan 19 pada sekitar pukul 22.09 WIB, atas perintah HD saksi Bharatu TF menggunakan senjata laras kecil kaliber 38 mm menembakan amunisi warna biru ke arah depan gawang sisi selatan," kata pemandu jalannya rekonstruksi.

Jatuhnya selongsong gas air mata berbeda

Namun, terdapat perbedaan tata letak jatuhnya selongsong gas air mata yang ditembakkan polisi dalam rekonstruksi tersebut.

Selongsong gas air mata yang dilontarkan saat rekonstruksi jatuh di area shuttle run atau sisi terluar lapangan.

Padahal dalam temuan rekaman beberapa video amatir yang beredar, selongsong gas air mata tampak jatuh di tengah kerumunan suporter di area tribune.

Baca juga: Jawaban Polri Soal Tak Ada Tembakan Gas Air Mata ke Tribun dalam Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan

Menanggapi hal itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, perbedaan teknis temuan dalam rekonstruksi menjadi kewenangan penyidik.

"Jadi secara materi dan proses penyidikan, itu penyidik yang akan menyampaikan, kalau misalnya tersangka mau menyebutkan seperti itu, itu haknya dia," ujarnya di Ruang Konferensi Pers di Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, Rabu (19/10/2022).

"Tapi penyidik memiliki keyakinan, dengan seluruh kesaksian kemudian alat bukti yang dimiliki penyidik, nanti akan dipertanggungjawabkan baik di kejaksaan atau di persidangan," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan, Ada Komando Penembakan Gas Air Mata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Surabaya
Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Surabaya
Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Surabaya
3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com