Tak hanya keluarga, duka atas kepergian Andi juga dirasakan temannya, Depi. Ia mengaku tak menyangka harus kehilangan teman lamanya tersebut.
Depi mengetahui kabar meninggalnya Andi dari rekan-rekan sesama Aremania.
"Awalnya saya tahu kalau dia dirawat di celaket (RSSA). Tapi tadi dikabari sudah gak ada. Makannya tadi langsung ke sini," jelasnya, dikutip dari Surya Malang.
Di mata Depi, Andi merupakan sosok yang baik dan ramah kepada semua orang.
"Dulu Andi ini pernah parkir sama saya. Terus informasinya saat ini juga parkir. Secara pribadi orangnya baik," terangnya.
Jenazah Andi disemayamkan di rumah duka di Jalan Kolonel Sugiono III C, Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, sebelum dikebumikan.
Ketika jenazah Andi tiba, ibunda Andi, Sri, tak bisa membendung air matanya. Anak keempat dari lima bersaudara itu telah tiada.
Pada 1 Oktober lalu, Andi sempat berpamitan kepada ibunya ingin menonton bola. Akan tetapi, 17 hari setelahnya, Andi pulang dalam keadaan tak bernyawa.
Baca juga: Tim Hukum Aremania Temukan Kejanggalan di Rekam Medis Korban Tragedi Kanjuruhan
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Malang, Imron Hakiki | Editor: Dheri Agriesta), Antara
Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Cerita Ibu Korban Tragedi Kanjuruhan, Tak Kuasa Menahan Tangis Melihat Anaknya Pulang Tak Bernyawa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.