Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faiq, Aremanita Jember Jadi Korban Tewas di Stadion Kanjuruhan, Sempat Manja Minta Tidur dengan Ibu

Kompas.com - 04/10/2022, 12:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Aremanita asal Jember, Jawa Timur Faiqotul Hikmah (22) menjadi salah satu korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan laga arena Vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Perempuan yang akrab dipanggil Faiq ditemukan dalam kondisi meninggal oleh rekan-rekannya sesama Aremania asal Jember.

Selain Faiq, mereka juga menemukan rekan meraka Noval atau Nouval dalam kondisi tak bernyawa.

Sofia, ibu Faiq menangis bergetar di rumahnya di Jalan MH Thanrin Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari, Jember sesaat setelah jenazah Faiq dimakamkan.

Tak pernah terbersit anak perempuannya akan pulang dalam kondisi tak bernyawa setelah menonton klub kesayangannya Arema FC di Stadion Kanjuruhan.

Baca juga: Ratusan Suporter Sepakbola, Bupati, hingga Ketua DPRD Gunungkidul Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan

Si bungsu yang manja dengan ibu

Nurlaila, kakak pertama Faiq menuturkan, Faiq merupakan bungsu di keluarga tersebut.

Sehari-hari Faiq bekerja di sebuah pabrik pengolahan edamame di Jember.

Sebagai bungsu dari lima bersaudara yang masih belum menikah, Faiq sangat dekat dengan sang ibu. Bahkan seminggu sebelum meninggal, Faiq manja dengan sang ibu.

Ia yang biasanya tidur sendiri, sejak sepekan terakhir meminta tidur dengan sang ibu di depan kamarnya.

"Seminggu terakhir ini, selalu tidur bareng ibu. Minta tidur bareng ibu. Meski manja, ya biasanya tidur sendiri. Namun seminggu ini, dia selalu tidur bareng ibu di depan kamarnya," kata Laila.

Baca juga: Imbas Tragedi Kanjuruhan, 18 Polisi Bersenjata Gas Air Mata Diperiksa Propam hingga Kapolres Malang Dicopot Jabatan

Tak hanya itu. Sejak sepekan terakhir, Faiq lebih dekat dengan orangtua dan saudara-saudaranya.

Selama ini Faiq tinggal bersama ibu dan keluarga Laila di rumah mereka.

Laila mengakui, adiknya merupakan suporter Arema dan Faiq kerap menonton laga Arema di Kanjuruhan, Malang.

Seperti pada Sabtu (1/10/2022), keluarga juga mengizinkan Faiq menonton bola dengan sahabatnya, Abdul Mukid.

Keduanya berteman baik dan selalu berangkat serta pulang bersama-sama setiap nonton bola.

Karena itu keluarga tak keberatan saat Mukid menjemput Faiq untuk menonton bola. Hingga kabar duka itu datang.

Baca juga: 300 Aremania Asal Lumajang yang Berangkat ke Kanjuruhan Dipastikan Selamat

Tinggalkan motor untuk menemani jenazah Faiq

Pada Senin (3/10/2022), pemain dan ofisial Arema FC berdoa dan tabur bunga untuk korban tragedi Kanjuruhan yang terjadi usai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema vs Persebaya Surabaya.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Pada Senin (3/10/2022), pemain dan ofisial Arema FC berdoa dan tabur bunga untuk korban tragedi Kanjuruhan yang terjadi usai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema vs Persebaya Surabaya.
Meninggalnya Faiq tidak hanya menyisakan sedih bagi keluarganya, namun juga bagi Mukid.

Usai pemakaman, Mukid terlihat terdiam dan bersedih di rumah duka. Ia bercerita menjemput Faiq di rumahnya dengan mengendarai sepeda motor.

"Saya yang bonceng dia, yang jemput dia ke rumah ini," tuturnya kepada Suryamalang.com.

Dengan berboncengan, mereka berangkat bersama suporter Arema lainnya. Terdapat 14 sepeda motor di rombongan mereka.

Keduanya kerap bertandang ke Kanjuruhan untuk melihat Arema berlaga dan pertandingan Sabtu (1/10/2022) kemarin merupakan laga yang mereka tunggu.

Baca juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, Gubernur Jatim: Jumlah Korban Meninggal Tetap 125 Orang

"Derbi Arema Vs Persebaya. Jadi kami berniat menontonya di Kanjuruhan," imbuhnya.

Sebenarnya, niat tersebut sempat surut gara-gara harga tiket yang dirasa mahal. Tiket yang sudah dipesan juga sempat dibatalkan.

"Tapi Faiq bilang kenapa dibatalkan. Akhirnya pesan lagi, tapi hanya Faiq yang dapat. Saya belum dapat," imbuhnya.

Meski belum mengantongi tiket, Mukid dan Faiq tetap berangkat ke Malang pada Sabtu (1/10/2022) pagi sekitar Pukul 05.00 WIB.

Keduanya bertemu dengan rekan sesama suporter Arema di kawasan Jubung. Lantas suporter mengendarai 14 sepeda motor ke Malang, lewat jalur selatan.

Baca juga: Kisah 3 Saudara Jadi Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan, Berstatus Pelajar, Ditemukan dengan Dada dan Wajah Membiru

Pelatih dan Pemain Arema FC memanjatkan doa bersama di tengah stadion Kanjuruhan, Senin (3/10/2022).KOMPAS.COM/Imron Hakiki Pelatih dan Pemain Arema FC memanjatkan doa bersama di tengah stadion Kanjuruhan, Senin (3/10/2022).
Sore sekitar pukul 16.00 Wib, puluhan orang suporter dari Jember itu tiba di Stadion Kanjuruhan.

Mukid bersedih, dan kecewa pada dirinya, karena tidak bisa menemani Faiq sampai ke dalam stadion karena tak memiliki tiker masuk.

Dia pun hanya menyaksikan dari luar stadion. Sedangkan Faiq dan tiga orang temannya bisa masuk.

"Setahu saya dalam rombongan kami, hanya empat orang yang bisa masuk karena punya tiket. Saya tidak bisa masuk karena tidak pegang tiket," imbuhnya.

Ketika suasana terasa memanas, Mukid akhirnya nekat mencari tiket ke calo agar bisa masuk ke dalam stadion.

Baca juga: Sempat Tukar Kaus Arema dan Pakai Sepatu Baru, Rizky Aremania Probolinggo Meninggal di Kerusuhan Stadion Kanjuruhan

Dia akhirnya membeli tiket di calo seharga Rp 75.000.

"Saya dengar sudah panas karena Arema kalah. Saya kontak Faiq dan temannya tapi tidak bisa. Sebisa mungkin saya berusaha masuk, dan akhirnya bisa setelah beli tiket di calo," imbuhnya.

Mukid masuk ke stadion, beberapa menit sebelum pertandingan bubar. Setelah pertandingan bubar, situasi memanas dan akhirnya ricuh.

Saat suporter turun ke lapangan, kata Mukid, polisi pun melontarkan gas air mata.

"Tebal sekali. Mata saya perih, saya juga tidak pakai masker," lanjutnya.

Baca juga: Tangis Javier Roca Pecah Saat Ceritakan Aremania Meninggal di Pelukan Pemain Arema: Saya Hancur secara Mental...

Suasana kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).KOMPAS.COM/Imron Hakiki Suasana kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Mukid hanya memikirkan keselamatan Faiq dan menerobos kerumunan suporter.

Setelah sekitar pukul 23.30 Wib, Mukid berhasil menemukan Faiq setelah ditelepon sesama suporter dari Jember.

"1,5 jam baru ketemu, sekitar Pukul 23.30 WIB," ujarnya lirih.

Saat ditemukan, Faiq sudah meninggal dunia.

"Faiq sudah di gedung tempat mengumpulkan jenazah itu, sudah ditutupi kain. Sudah meninggal dunia," ujarnya.

Mukid pun masih meneruskan tanggungjawabnya sebagai teman dan dia menemani jenazah Faiq sampai ke rumah duka.

Baca juga: Aremania: Saya Kehilangan Teman-teman

Dia memilih naik ambulans, dan meninggalkan sepeda motornya di Kanjuruhan, Malang.

Selain Faiq, korban lain yang meninggal asal Jember adalah Noval Putra Aulia (18), atau Noufal warga Lingkungan Lamparan Kelurahan Wirolegi Kecamatan Sumbersari.

Jenazah keduanya tiba di rumah duka, Minggu (2/10/202). Keduanya dibawa memakai ambulans secara terpisah.

Jenazah Faiq tiba sekitar pukul 07.00 WIB, sedangkan Noval tiba di rumah duka pukul 08.30 WIB.

Faiq dan Noval meninggal diduga karena berdesakan karena terlihat ada luka lebam di beberapa bagian tubuh mereka.

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kisah Pilu Aremanita Jember Korban Tragedi Kanjuruhan, Faiqotul Hikmah Manja Minta Tidur Bareng Ibu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terima Satyalancana, Bupati Banyuwangi Klaim Sudah Turunkan Kemiskinan

Terima Satyalancana, Bupati Banyuwangi Klaim Sudah Turunkan Kemiskinan

Surabaya
6 Pria Perampok Rumah Pegawai Koperasi di Malang Jadi Tersangka, 4 Ditangkap dan 2 Buron

6 Pria Perampok Rumah Pegawai Koperasi di Malang Jadi Tersangka, 4 Ditangkap dan 2 Buron

Surabaya
Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Surabaya
Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Surabaya
Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Surabaya
Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Surabaya
Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Surabaya
Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Surabaya
Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Surabaya
Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya
Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com