Karena itu keluarga tak keberatan saat Mukid menjemput Faiq untuk menonton bola. Hingga kabar duka itu datang.
Baca juga: 300 Aremania Asal Lumajang yang Berangkat ke Kanjuruhan Dipastikan Selamat
Meninggalnya Faiq tidak hanya menyisakan sedih bagi keluarganya, namun juga bagi Mukid.
Usai pemakaman, Mukid terlihat terdiam dan bersedih di rumah duka. Ia bercerita menjemput Faiq di rumahnya dengan mengendarai sepeda motor.
"Saya yang bonceng dia, yang jemput dia ke rumah ini," tuturnya kepada Suryamalang.com.
Dengan berboncengan, mereka berangkat bersama suporter Arema lainnya. Terdapat 14 sepeda motor di rombongan mereka.
Keduanya kerap bertandang ke Kanjuruhan untuk melihat Arema berlaga dan pertandingan Sabtu (1/10/2022) kemarin merupakan laga yang mereka tunggu.
Baca juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, Gubernur Jatim: Jumlah Korban Meninggal Tetap 125 Orang
"Derbi Arema Vs Persebaya. Jadi kami berniat menontonya di Kanjuruhan," imbuhnya.
Sebenarnya, niat tersebut sempat surut gara-gara harga tiket yang dirasa mahal. Tiket yang sudah dipesan juga sempat dibatalkan.
"Tapi Faiq bilang kenapa dibatalkan. Akhirnya pesan lagi, tapi hanya Faiq yang dapat. Saya belum dapat," imbuhnya.
Meski belum mengantongi tiket, Mukid dan Faiq tetap berangkat ke Malang pada Sabtu (1/10/2022) pagi sekitar Pukul 05.00 WIB.
Keduanya bertemu dengan rekan sesama suporter Arema di kawasan Jubung. Lantas suporter mengendarai 14 sepeda motor ke Malang, lewat jalur selatan.
Mukid bersedih, dan kecewa pada dirinya, karena tidak bisa menemani Faiq sampai ke dalam stadion karena tak memiliki tiker masuk.
Dia pun hanya menyaksikan dari luar stadion. Sedangkan Faiq dan tiga orang temannya bisa masuk.
"Setahu saya dalam rombongan kami, hanya empat orang yang bisa masuk karena punya tiket. Saya tidak bisa masuk karena tidak pegang tiket," imbuhnya.