Mukid sangat terpukul ketika menemukan Faiq dalam kondisi sudah tak bernyawa.
"Faiq sudah di gedung tempat mengumpulkan jenazah itu, sudah ditutupi kain. Sudah meninggal dunia," kata dia.
Usai kejadian itu, Mukid tak bisa memendam rasa kesedihan kehilangan Faiq dalam tragedi yang menewaskan ratusan nyawa itu.
Dia berada di samping jenazah sahabatnya yang diantar menggunakan mobil ambulans ke rumah duka di Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari, Jember.
Ketika itu, dia memilih meninggalkan sepeda motornya di Kanjuruhan Malang.
Dia pun hanya bisa terdiam dan bersedih usai mengantarkan Faiq sampai peristirahatan terakhir.
Baca juga: Data Korban Simpang Siur, Pemerintah Didesak Bentuk Tim Terpusat Tragedi Kanjuruhan
Nurlaila, kakak pertama Faiq mengakui, adiknya merupakan suporter Arema FC.
Faiq kerap menonton laga Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Pihak keluarga saat itu mengizinkan Faiq menonton bersama Mukid lantaran keduanya berteman baik.
Biasanya, usai berangkat menonton pertandingan selalu pulang dalam kondisi selamat dan baik-baik saja.
Faiq merupakan anak bungsu dari lima bersaudara.
Perempuan muda itu sehari-hari bekerja di sebuah pabrik pengolahan edamame di Jember.
Sebagai bungsu yang masih belum menikah sendiri di keluarga tersebut, sehari-hari Faiq manja kepada sang ibu, Sofia.
Namun keluarga tidak menduga, jika manjanya Faiq selama sepekan ini, berakhir dengan duka.
"Seminggu terakhir ini, selalu tidur bareng ibu. Minta tidur bareng ibu. Meski manja, ya biasanya tidur sendiri. Namun seminggu ini, dia selalu tidur bareng ibu di depan kamarnya," kata Nurlaila.