Sejauh ini, ada sejumlah usulan kenaikan yang masuk. Di antaranya tarif angkot dari yang sebelumnya Rp 4.000 naik menjadi Rp 6.500 sampai dengan jarak 15 kilometer.
Meski kenaikan tersebut mencapai 60 persen dibandingkan harga sebelumnya, namun usulan ini dinilai masih wajar. Mengingat, kenaikan ini dilakukan untuk kali pertama setelah berjalan 8 tahun.
"Karena kenaikan BBM, mereka mengajukan kenaikan sekitar Rp 2.500. Ini kenaikan pertama sejak 2014," kata Sunoto.
Ia menjelaskan, selama kurun waktu tersebut, para sopir masih mempertahankan tarif Rp 4.000. Kendati, saat itu beberapa kali terjadi kenaikan BBM.
Baca juga: Kisah Sukses Desainer Surabaya, Rancang Busana untuk Jennie Blackpink dan Selebritas Hollywood
"Namun, untuk (kenaikan BBM) saat ini, mereka menganggap kenaikan (BBM) lumayan. Sehingga, mereka mengajukan kenaikan (tarif angkot) itu," ucap Sunoto.
Selain dengan Organda, Dishub juga menerima usulan dari organisasi lain, termasuk bus kota hingga perwakilan operator taksi.
Pihaknya menjelaskan, penyesuaian tarif juga dilakukan untuk bus dalam kota dan taksi. Hanya Bus Suroboyo saja yang tidak ada kenaikan tarif.
Menurut Sunoto, kenaikan bus ini berbeda-beda. Ia mencontohkan, bus kota kelas ekonomi dari yang awalnya Rp 3.000 menjadi Rp 4.500. Kemudian, untuk Patas dalam Kota naik dari Rp 3.500 menjadi Rp 4.700.
Adapun untuk taksi, sekali buka pintu argonya Rp 7.500 dari yang sebelumnya Rp 5.000.
Terhadap usulan-usulan tersebut, pihaknya masih akan melakukan sejumlah kajian. Dari beberapa tarif yang diajukan itu, akan dilihat kesesuaiannya. Karena, ada batas atas dan bawah yang diizinkan.
Nantinya, penetapan aturan penyesuaian harga atau tarif angkutan umum ini akan dituangkan dalam satu Perwali.
"Prinsipnya, berdasarkan analisa kami masih dalam tahap wajar," kata dia.
Sebelum aturan ini diberlakukan, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada warga. Baik melalui pengemudi maupun kelompok organisasi. Dishub Surabaya juga akan berkolaborasi dengan para sopir untuk mensosialisasikan penyesuaian tarif kepada para penumpang angkutan umum di Kota Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.