Namun, upaya evakuasi terkendala arus laut yang deras. Sehingga, evakuasi kerangka pesawat baru bisa dilaksanakan sehari berikutnya.
Dalam proses evakuasi Pilot dan Kopilot ini Yudo mengatakan tidak melibatkan dari instansi lain.
Pihaknya mengerahkan 21 penyelam dari satuannya.
"Untuk Dislambairnya dua tim, dua tim (total) 14 orang, Kopaskanya satu tim, sama (dengan jumlah satu tim Dislambair) tujuh orang," kata Yudo, Kamis (8/9/2022) sebagaimana dilansir Tribunnews.
Dalam proses evakuasi tersebut, bangkai pesawat juga sudah diangkat dengan menggunakan KRI Soputan.
Baca juga: Sosok Pilot Pesawat Bonanza yang Jatuh di Selat Madura, Dikenal Tekun dan Santun
"Kita memiliki KRI Soputan yang bisa untuk menunda kapal maupun memiliki crane untuk mengangkat itu," kata Yudo.
Dari hasil pencarian tim SAR TNI AL, petugas menemukan 1 pintu sebelah kanan, dan 1 headset crew di lokasi ditemukannya pesawat.
Pesawat juga ditemukan dalam kondisi terbalik dan rusak berat.
Yudo mengatakan mendiang Lettu Judistira dan Letda Dendy mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi.
Pangkat keduanya menjadi Kapten Laut (P) (Anumerta) Judistira Eka Permady dan Kopilot Lettu Laut (P) Dendy Kresna Bakti Sabila.
Baca juga: Kerangka Pesawat Latih TNI AL yang Jatuh di Selat Madura Ditemukan
"Almarhum keduanya mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa yang tadi Kep (Surat Keputusan)-nya sudah turun barusan tadi kita ajukan dan naik satu tingkat," kata Yudo.
Jenazah keduanya akan dimakamkan di Taman Makam Bahagia TNI AL di Kecamatan Sedati, Sidoarjo, pada Jumat (9/9/2022).
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Achmad Nasrudin Yahya, Hamzah Arfah, Ghinan Salman | Editor : Bagus Santosa, Diamanty Meiliana, Pythag Kurniati), Tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.