Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengungsi Syiah di Sidoarjo, Tempat Tinggal Sempit dan Akses Belajar Anak Terbatas

Kompas.com - 07/09/2022, 15:42 WIB
Idham Khalid,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Nilam mengatakan, sebenarnya tanggung jawab atas warga pengungsi Syiah tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Kendati demikian, anak-anak di Rusun tersebut berada di wilayah Sidoarjo dan harus menjadi perhatian Pemkab Sidoarjo.

“Kami akan memfasilitasi sesuai kewenangan kami. Tapi saya melihat berinteraksi langsung, anak-anak di sini masih nyaman, enjoy bermain, sekolah juga tertampung di sana,” kata Nilam.

Mengenai adanya isu kekerasan anak, Nilam mengimbau anak yang tinggal di Rusun tersebut dapat melapor melalui komunitas Forum Anak (FA) yang ada di tingkat kelurahan hingga kabupaten.

Child Rights Governance Advisor Save Children, Ratna mengungkapkan, sejumlah potensi kekerasan dapat dialami oleh anak di Rusun Puspa Agro.

Baca juga: Mendagri: Pemulangan Warga Syiah Sampang Terus Diupayakan

“Ruang terbatas itu menyebabkan anak rentan kekerasan, sulit mendapatkan ruang privasi begitu, satu ruangan digunakan dengan keluarga lain, dan akhirnya rentan terjadi bentuk-bentuk kekerasan,” ungkap Ratna.

Selaku NGO pemerhati hak anak yang mendampingi anak-anak penyintas Syiah, pihaknya akan melakukan advokasi hak dasar bagi anak, apa pun latar belakangnya.

Adapun catatan dari Save Children, sebagian besar anak di Rusun tersebut tidak bisa mengakses sekolah negeri karena memiliki domisili yang berbeda dari tempatnya saat ini.

Baca juga: Pengungsi Syiah Sampang Boleh Mudik Lebaran

“Kami temukan di sini adalah hak atas pendidikan, karena status domisili warga di Puspa Agro bukan sebagai penduduk Desa Jemundo, jadi ana-anak di sini tidak bisa mengakses pendidikan negeri yang gratis, mereka tetap sekolah tapi yang di swasta,” ungkap Ratna.

Pihaknya mengajak anak-anak di Rusun tersebut untuk belajar melakukan identifikasi persoalan sehingga nantinya mampu menyuarakan hak-hanya melalui orang terdekat  yang dipercayainya.

“Membangun kapasitas anak untuk mengidentifikasi kekerasan, baik fisik, seksual, emosional, itu bisa disampaikan kepada orang yang mereka percayai,” ungkap Ratna.

Membuat ruang yang aman bagi anak, pihaknya harus berkolaborasi untuk memperjuangkan hak-hak anak yang akan menjadi generasi penerus masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Unesa Tawarkan Beasiswa S2 dan Posisi Dosen ke Marselino Ferdinan Usai Tampil Bagus di Timnas U-23

Unesa Tawarkan Beasiswa S2 dan Posisi Dosen ke Marselino Ferdinan Usai Tampil Bagus di Timnas U-23

Surabaya
Manajer Koperasi Diadili karena Gelapkan Uang Nasabah Rp 14 M di Banyuwangi

Manajer Koperasi Diadili karena Gelapkan Uang Nasabah Rp 14 M di Banyuwangi

Surabaya
Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Surabaya
Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Surabaya
9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

Surabaya
Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Surabaya
Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Surabaya
Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Surabaya
Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Surabaya
Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Surabaya
Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga 'Powerbank'

Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga "Powerbank"

Surabaya
Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Surabaya
Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com