Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengungsi Syiah di Sidoarjo, Tempat Tinggal Sempit dan Akses Belajar Anak Terbatas

Kompas.com - 07/09/2022, 15:42 WIB
Idham Khalid,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Selain menjadi ibu rumah tangga dan menjaga anak-anaknya, Ummi juga menjadi guru TK dari anak-anak penghuni rusun tersebut. Dalam sebulan, ia mendapatkan gaji Rp 30.000 dari satu anak murid TK yang belajar di tempat tersebut. Jumlah murid TK di tempat tersebut sebanyak 20 orang.

Ummi menuturkan, suaminya awalnya menjadi pekerja di industri kelapa. Suaminya dibayar mengupas serabut kelapa Rp 200 per buah. Namun, sudah satu tahun ini, suaminya menekuni usaha burung perkutut yang dijual hingga ke Bangkok, Thailand.

“Sekarang suami saya mulai nerusin hobi burung perkutut itu jadi usahanya, awalanya kerja kelapa. Satu kelapa dihargai Rp 200, kalau yang ibu-ibu ngupas kulit dalemnya, itu per kilogramnya Rp 400,” kata Ummi.

Burung perkutut tersebut mulanya dari empat ekor, kini menjadi 100 ekor dan menjadi usaha utamanya untuk menghidupi anak-anaknya.

Baca juga: Opsi Pengungsi Syiah Sampang saat Pemungutan Suara Pilkada Serentak

Diakui Ummi, keluarganya menerima bantuan uang dari pemerintah sebesar Rp 709.000 per kepala yang diterima perbulan. Kendati demikian, bantuan tersebut masih terbilang belum cukup mengingat tinggal di perkotaan banyak kebutuhan.

Selain itu, anaknya kebanyakan sekolah di tempat swasta. Akses untuk masuk sekolah negeri terbatas karena masih berdomisili Sampang.

Baca juga: Rayakan Maulud, Warga Syiah Sampang di Pengungsian Berharap Bisa Pulang

“Dari pemerintah juga ada Rp 709.000 tiap bulan per kepala, banyak membantu sih. Apalagi, anak-anak di sini banyak sekolahnya di swasta, jadi biayanya lebih mahal,” kata Ummi.

Bagi Ummi, pendidikan sangatlah berarti bagi anak-anaknya, meskipun dengan kondisi keterbatasan penghasilan dan tempat tinggal.

Dirinya bersama suami sebisa mungkin menyekolahkan anaknya, bahkan saat ini satu anaknya telah menyelesaikan kuliah. Satu anaknya lagi masih mengenyam pendidikan kuliah jurusan tafsir di Surabaya, dan anak lainnya masih duduk di jenjang pendidikan sekolah SD, SMP dan SMA.

Meski mempunyai usaha perkutut dan mendapatkan bantuan dari pemerintah, Ummi berharap bisa kembali ke kampung halamannya. Menurutnya, di kampung halaman, dapat memiliki tempat tinggal yang nyaman dan melakukan aktivitas berkebun maupun bertani.

“Minta kejelasan pulang, istilahnya di sini kita kan numpang, kalau di kampug kan punya lahan, bisa garap kebun, kalau di sini semua kan serba beli, kalau uang segitu secara hitungan sebenarnya tidak memenuhi,” harap Ummi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Unesa Tawarkan Beasiswa S2 dan Posisi Dosen ke Marselino Ferdinan Usai Tampil Bagus di Timnas U-23

Unesa Tawarkan Beasiswa S2 dan Posisi Dosen ke Marselino Ferdinan Usai Tampil Bagus di Timnas U-23

Surabaya
Manajer Koperasi Diadili karena Gelapkan Uang Nasabah Rp 14 M di Banyuwangi

Manajer Koperasi Diadili karena Gelapkan Uang Nasabah Rp 14 M di Banyuwangi

Surabaya
Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Surabaya
Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Surabaya
9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

Surabaya
Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Surabaya
Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Surabaya
Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Surabaya
Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Surabaya
Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Surabaya
Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga 'Powerbank'

Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga "Powerbank"

Surabaya
Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Surabaya
Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com