Sedangkan, dalam satu hari, Suparman yang memiliki 700 ekor ayam hanya bisa menghasilkan 25 kilogram telur.
"Belum bisa dibilang untung, harga pakan terus naik, belum lagi ini kemarin sudah rugi 800 ekor dijual karena pandemi," ungkapnya.
Pengakuan serupa dipaparkan Rudi, peternak ayam asal Kecamatan Kunir. Menurut Rudi, meski harga telur naik, tidak banyak pedagang yang mengambil telur darinya.
Baca juga: Sering Diakali Pengusaha Restoran dan Hotel, BPRD Lumajang Siapkan 20 Tapping Box
Alasannya karena para pembeli mulai berpikir ulang untuk membeli telur yang harganya hampir sama dengan daging ayam.
"Banyak pembeli yang tidak jadi beli telur karena tau harganya mahal, soalnya hampir sama dengan ayam, ayam sekarang itu Rp 35.000 sekilo," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.