Fudholi menambahkan, sebelum Kiai As'ad tiba di persembunyiannya, Pesantren Al Falah Sumber Gayam dibom oleh Belanda. Keberadaan Kiai As'ad yang melarikan diri ke Dusun Pancoran terendus Belanda karena ada warga yang membocorkannya.
"Setelah persembunyian Kiai As'ad terendus, Kiai As'ad masih melarikan lagi ke arah utara menuju Dusun Kadur Atas. Di daerah itu, Kiai As'ad bersembunyi dan bertirakat selama dua bulan," imbuh Fudholi.
Baca juga: Asad Syamsul Arifin: Masa Muda, Peran, dan Perjuangannya
Setelah dua bulan bersembunyi, Kiai As'ad diperintahkan oleh KH Wahab Chasbullah, komandan pusat Sabilillah agar menyerahkan diri kepada Belanda. Saran disampaikan oleh Kiai Thoha. Kiai As'ad kemudian memilih menyerahkan diri dan menjalani hukuman penjara di Kabupaten Malang.
"Kiai As'ad menyerahkan diri karena laskar Sabilillah yang lain banyak ditangkap. Selain itu, pesantren Sukorejo dan keluarga Kiai As'ad dalam ancaman Belanda. Atas pertimbangan itulah Kiai As'ad menyerahkan diri," ungkap Fudholi.
Selama dua bulan berada di persembunyiannya, Kiai As'ad ditemani Kia Soleh di Dusun Kadur Atas. Tempat persembunyian itu kini berdiri lembaga pendidikan Riyadus Sholihin.
"Pembangunan lembaga pendidikan Riyadus Sholihin itu, atas petunjuk Kiai As'ad. Waktu itu Kiai As'ad menunjuk ke arah timur, bahwa di sana gelap agar diberi lampu. Isyarat lampu itu saat ini berbentuk lembaga pendidikan," terang Fudholi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.