Beberapa atlet lainnya juga menyampaikan harapannya untuk bisa mengabdi di Pemkab Kediri, khususnya lingkup Satpol PP.
Bahkan, beberapa atlet dari cabor beladiri itu turut serta bersama Riski yang datang ke kantor Satpol PP. Mereka adalah Sultan Rahman Davi (20) dan Danu Putra Wiyono (19), keduanya peraih medali perak cabor wushu.
Sultan Rahman Davi, yang sempat mengalami dislokasi pergelangan tangan saat pertandingan final, mengatakan, memilih satuan pamong praja untuk meningkatkan kedisiplinan.
Baca juga: Tak Ada Anggaran, Puslatkab Atlet Lumajang untuk Porprov 2023 Terancam Ditiadakan
"Saya memilih Satpol PP karena ingin seperti para senior yang membantu mendisiplinkan masyarakat," ujar Sultan Rahman Davi, atlet asal Kecamatan Tarokan dan lulusan D3 Informatika.
Selain mereka, juga ada Muhta Khusna Satriya (21), atlet peraih medali perunggu cabor muangthai yang berharap bisa masuk menjadi anggota satuan penegak perda itu.
Muhta yang berasal dari Desa Bakalan, Kecamatan Grogol, mengaku sudah beberapa kali mengantongi medali. Termasuk, medali emas dalam suatu ajang kejuaraan tingkat provinsi.
"Saya berharap bisa masuk di Satpol PP," ujar atlet yang sempat berkuliah di sebuah kampus di Kediri ini.
Baca juga: Atlet Peraih Medali Porprov Khawatir Bonus Dipotong, Kadispora Lumajang: Saya Pastikan Aman
Kontingen Kabupaten Kediri dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur ke VII tahun 2022 itu berhasil membawa pulang 40 medali. Terdiri dari sembilan medali emas, 12 medali perak, serta sisanya perunggu.
Pemerintah menyiapkan uang pembinaan terhadap atlet hingga pelatih yang telah berprestasi. Kisarannya antara Rp 2,5 juta hingga Rp 50 juta, tergantung capaian medali, perorangan, maupun beregu.