Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Kota Malang Imbau Masyarakat Antisipasi Cacar Monyet

Kompas.com - 28/07/2022, 16:46 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Meski belum ditemukan di Kota Malang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Jawa Timur, mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi wabah cacar monyet.

Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif mengatakan, hal terpenting dalam mengantisipasi wabah cacar monyet yakni kesadaran dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Husnul memastikan, sejauh ini belum ditemukan kasus cacar monyet di Kota Malang.

"Antisipasi dengan kesadaran dan berperilaku kita dalam hidup bersih dan sehat, untuk laporan tidak ada," kata Husnul saat diwawancarai di Hotel Santika, Kota Malang, Kamis (28/7/2022).

Baca juga: Cacar Monyet Telah Menjangkiti 78 Negara, Masih Amankah Indonesia?

Pihaknya juga berupaya untuk mengedukasi masyarakat mengenai virus yang telah ditetapkan sebagai global health emergency oleh organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO).

"Kita sudah ada informasinya yang dikasihkan ke teman-teman wilayah, puskesmas, rumah sakit, klinik supaya mereka tahu dan mengedukasi masyarakat yang datang ke faskesnya," katanya.

Baca juga: Kemenkes Pastikan Belum Ada Kasus Cacar Monyet di Indonesia

Gejala cacar monyet

Dokter dari Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, dr Dhelya Widasmara menjelaskan, gejala cacar monyet pada manusia mirip dengan gejala cacar air pada umumnya.

"Tetapi cenderung lebih ringan. Yang membedakan adalah, pada cacar monyet didapatkan pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati)," kata dr Dhelya.

Wabah cacar monyet biasanya muncul bergantung pada beberapa fase. Fase pertama yakni prodromal dengan penderita akan mengalami demam yang disertai dengan sakit kepala yang terkadang terasa hebat, nyeri otot, sakit punggung.

"Kemudian pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang dirasakan di leher, ketiak, atau di area selangkangan, badan panas dingin bahkan kelelahan dan lemas," katanya.

Virus cacar monyet menyebabkan kulit melepuh serta gejala seperti demam dan sakit kepala.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Virus cacar monyet menyebabkan kulit melepuh serta gejala seperti demam dan sakit kepala.
Sedangkan pada fase erupsi, terjadi saat satu hingga tiga hari setelah fase prodromal. Pada fase erupsi ini, timbul ruam atau lesi pada kulit. Biasanya, ruam atau lesi ini dimulai dari wajah yang kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.

"Ruam atau lesi pada kulit ini akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (maculopapular), lepuh yang berisi cairan bening atau nanah, lalu mengeras atau keropeng hingga akhirnya rontok," katanya.

Gejala cacar monyet akan berlangsung selama dua sampai empat minggu hingga periode ruam kulit tersebut menghilang. Penularan virus dengan nama lain monkeypox itu terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan hewan, manusia, atau bahan yang terjangkit atau terkontaminasi virus.

Baca juga: Wali Kota Malang Izinkan Fashion Show di Kayutangan, asalkan....

"Kemudian virus masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit atau luka yang sangat kecil (walaupun tidak terlihat), saluran pernapasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut)," katanya.

Sedangkan penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran, kontak langsung dengan cairan tubuh atau material dari lesi (seperti darah), atau kontak tidak langsung, seperti melalui alas yang terkontaminasi.

Untuk penularan antar manusia dapat terjadi melalui droplet (percikan) pernapasan. Penularan dari manusia ke manusia bisa terjadi secara kontak langsung dan kontak tidak langsung seperti melalui pakaian.

Baca juga: Marak Pengendara Parkir Sembarangan padahal CFD Belum Dibuka, Ini Penjelasan Wali Kota Malang

Sembuh sendiri

Lala, sapaan akrab Dhelya Widasmara, menyampaikan bahwa jenis penyakit tersebut bisa sembuh sendiri. Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi virus cacar monyet.

"Sehingga pengobatan simptomatik dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul," katanya.

Lala juga mengatakan bahwa cacar monyet merupakan penyakit bergejala ringan dengan tingkat kematian sangat rendah. Gejala-gejala penyakit pada umumnya dapat diobati dan dapat sembuh dengan sendirinya bergantung pada imunitas penderita.

Ada beberapa cara penanganan awal yang dapat dilakukan di rumah apabila muncul tanda dan gejala serta terdapat riwayat kontak dengan penderita cacar monyet. Seperti pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang berisiko terinfeksi.

Kemudian, istirahat total, makan makanan yang bergizi dengan maksimalkan asupan cairan (air putih). Bila terjadi demam dapat diberikan obat penurun panas.

Baca juga: Cerita Dede Penjual Bendera di Malang, Berasal dari Jabar dan Menetap Selama Sebulan

"Bila muncul ruam seperti lentingan berisi air, jangan digaruk atau dipecah. Untuk mengurangi rasa gatal, dapat dikompres dengan kassa dan cairan infus serta mengkonsumsi obat antihistamin," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Unan-unan, Tradisi Warisan Lima Tahunan Suku Tengger

Mengenal Unan-unan, Tradisi Warisan Lima Tahunan Suku Tengger

Surabaya
Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Surabaya
Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Surabaya
5 Orang Pengeroyok Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Jadi Tersangka

5 Orang Pengeroyok Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Jadi Tersangka

Surabaya
Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Surabaya
Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompanisasi

Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompanisasi

Surabaya
Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Surabaya
Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Surabaya
Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Surabaya
Mobil Pribadi Terjebak di Sabana Bromo, Begini Aturannya

Mobil Pribadi Terjebak di Sabana Bromo, Begini Aturannya

Surabaya
Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Surabaya
Respons Kuasa Hukum Korban Kekerasan atas Bantahan Anak Anggota DPRD Surabaya

Respons Kuasa Hukum Korban Kekerasan atas Bantahan Anak Anggota DPRD Surabaya

Surabaya
Sepekan PDI-P Buka Pendaftaran Pilkada Madiun, Belum Ada yang Ambil Formulir

Sepekan PDI-P Buka Pendaftaran Pilkada Madiun, Belum Ada yang Ambil Formulir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi

Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com