JOMBANG, KOMPAS.com - Sebuah video yang menayangkan orasi dengan narasi perang Badar beredar setelah ratusan simpatisan anak kiai di Jombang berinisial MSA (42), yang menjadi tersangka pencabulan, dipulangkan dari kantor polisi.
Video itu beredar melalui WhatsApp, sejak Sabtu (9/7/2022). Dalam video yang beredar, tampak seorang laki-laki memakai kemeja dan peci hitam melakukan orasi di depan ratusan orang.
Sebagaimana terekam dalam video dengan durasi 2 menit 5 detik tersebut, sosok laki-laki itu melakukan orasi dengan narasi perang badar.
Saat dikonfirmasi, Ketua Umum Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) Joko Herwanto mengatakan, peristiwa itu terjadi di kompleks Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Ploso, Kabupaten Jombang, Jumat (8/7/2022) petang.
Tepatnya, di halaman kediaman Mursyid Tarekat Shiddiqiyyah sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Shiddiqiyah, KH Muchtar Mu'thi.
Joko mengungkapkan, orasi itu dilakukan pengurus Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) berinisial ES, di depan ratusan orang. Mayoritas yang hadir adalah simpatisan MSA yang baru dibebaskan dari kantor polisi.
Para santri dan jemaah Shiddiqiyah yang baru pulang dari kantor polisi, terdiri dari 75 santri dan 243 jemaah Shiddiqiyah.
Baca juga: Beredar Video Orasi soal Perang Badar Usai Simpatisan MSA Dipulangkan, Polisi Akan Panggil Orator
“Saat itu ada 300-an santri dan jemaah Shiddiqiyah yang baru pulang dari Polres Jombang,” kata Joko kepada Kompas.com, Senin (11/7/2022) malam.
Dia menjelaskan, orasi dengan narasi perang badar bertujuan membangkitkan para santri dan jemaah Shiddiqiyah yang baru pulang dari Mapolres Jombang, setelah sempat ‘menginap’ selama satu malam.
Menurut Joko, orasi itu tidak bertujuan memprovokasi santri dan jemaah Shiddiqiyah untuk melakukan perlawanan kepada polisi yang menangkap MSA dan menahan para simpatisannya.
“Beberapa kawan di Pesantren melihat bahwa teman-teman dalam kondisi yang lemas, loyo, dan memang harus dipahami karena mereka (ditahan) selama dua hari satu malam berada di Polres Jombang. Sehingga, beberapa pengurus berinisiatif untuk membangkitkan semangatnya, menguatkan mentalnya, ibarat pulang dari perang badar,” ujar dia.
Joko mengakui, orasi yang disampaikan pria berinisial ES memiliki kekuatan memicu semangat para santri dan jemaah Shiddiqiyah.
Namun, lanjut dia, maksud di balik menyampaikan orasi dengan narasi perang badar adalah mengajak para santri dan jemaah Shiddiqiyah untuk bersiap berperang melawan hawa nafsu.
“Bahwa yang dimaksud adalah setelah pulang dari perang badar dalam kondisi yang lemah dan loyo, kami berharap ada kesiapan dari anak-anak untuk menghadapi perang yang lebih besar, yaitu perang melawan hawa nafsu,” ungkap Joko.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.