"Rata-rata sapi kurban yang saya jual sudah divaksin PMK, tapi tetap saya kasih perawatan tambahan agar sapinya tetap sehat," pungkasnya.
Pedagang ternak lainnya Abdul Muiz juga merasakan hal yang sama.
Pedagang asal Kecamatan Saronggi Sumenep tersebut mengaku pendapatan dari berjualan sapi kurban turun drastis jelang Idul Adha.
Padahal, pada Idul Adha 2021 lalu, Muiz mengaku bisa mendapat pendapat rata-rata di atas Rp 100 juta.
"Kalau dibandingkan tahun lalu (yang laku) jauh lah. Ini udah H-5 masih laku 5 ekor sapi," kata dia.
Baca juga: Bali Terima 110.000 Dosis Vaksin PMK, Prioritas bagi Daerah yang Punya Pelabuhan
Di tengah sepinya pembeli, Muiz hanya bisa berharap wabah PMK bisa segera berlalu.
Dengan begitu, penjualan sapi kurban yang merugi Jelang Idul Adha bisa dialihkan ke pasar lain setelah Idul Adha berakhir.
"Kalau sudah normal, sapi yang tidak laku kan bisa dijual lagi setelah Idul Adha," pungkasnya.
Sebelumnya, program vaksinasi untuk pencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, secara resmi dimulai pada Senin (27/6/2022).
Baca juga: KM Fajar Nusantara Tenggelam di Sumenep, 14 Penumpang Selamat Usai Bertahan di Rakit
Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) telah menerima 3.000 dosis vaksin dan sedang meminta tambahan 2.000 dosis vaksin PMK.
Kendati di tengah keterbatasan vaksin, DKPP Sumenep terus berupaya agar program vaksinasi PMK dilakukan secara efektif untuk menekan laju wabah yang kian meluas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.