Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Sang Ayah Kembali Setelah Puluhan Tahun Tak Ada Kabar, Ali: Seperti Menemukan Bongkahan Emas

Kompas.com, 28 Juni 2022, 06:00 WIB
Slamet Widodo,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

TRENGGALEK, KOMPAS.com – Raut wajah Surti (65) dan anak-anaknya terkejut bercampur haru ketika melihat dan mendengar suara sang suami dan bapak mereka, Muhadi (72).

Bagaimana tidak, Muhadi yang merupakan warga asal Ngadisoko, Kecamatan Durenan, Trenggalek, Jawa Timur akhirnya berkomunikasi dengan keluarga, setelah puluhan tahun menghilang dan tak ada kabar.

Bahkan keluarga mengira Muhadi sudah meninggal dunia.

Baca juga: Jalur Penghubung di Trenggalek Longsor, Warga Harus Melintas secara Bergantian

Kapolres Trenggalek, AKBP Dwiasi Wiyatputera membenarkan bahwa puluhan tahun keluarga tak mendapatkan kabar dari Muhadi.

Sang istri Surti, akhirnya bisa melihat Muhadi secara virtual, melalui layar telewicara dengan pihak Polres Labuhanbatu, Sumatera Utara.

“Panggilan video kami laksanakan di rumah Surti istri dari Muhadi, di Desa Ngadisoko Kecamatan Durenan, Trenggalek,” kata dia seusai melakukan panggilan video dengan pihak Polres Labuhanbatu, Senin (27/6/2022).

Baca juga: Sempat Dikira Hilang di Hutan, Anggota TNI di Trenggalek Ternyata Meninggalkan Tugas

Pamit ke Malaysia

Ali Fattah (45), anak pertama Muhadi dan Surti menjelaskan, Muhadi mulanya pamit pada istri dan keempat anaknya untuk pergi merantau ke Malaysia. 

Pada awal tahun 1990, Muhadi sering menghubungi keluarga di Trenggalek melalui sambungan telepon.

Muhadi juga mengirim sejumlah uang kepada istrinya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga setiap bulan.

Baca juga: Buruh Ladang di Trenggalek Ditemukan Tewas di Gubuk

Waktu itu Muhadi juga sempat memberi kabar kepada keluarga di Trenggalek, bahwa selama di Malaysia ia menjalani pekerjaan tidak tetap dan selalu ber pindah-pindah.

Rencananya Muhadi akan pergi ke Aceh mencari pekerjaan seadanya.

Bahkan, ketika bencana tsunami melanda Aceh pada tahun 2004 silam, Muhadi memberi kabar kalau ia selamat.

"Tahun 2006 usai tsunami, bapak (Muhadi) sempat berkabar kalau selamat," kata Ali.

Baca juga: Polisi Ringkus Komplotan Spesialis Ganjal ATM di Trenggalek, Begini Modusnya

Dikira meninggal

Selanjutnya, setelah itu pihak keluarga di Trenggalek tidak menerima kabar dari Muhadi sama sekali. 

Itu merupakan kabar terakhir yang Ali dan keluarga terima soal keberadaan sang bapak.

Setelah itu, tak ada sedikit pun cerita soal Muhadi. Bahkan keluarga Trenggalek sudah merelakan apabila Muhadi telah meninggal dunia.

Ketika mendengar kabar dan melihat langsung bahwa Muhadi masih selamat dalam kondisi sehat, Surti serta keempat anaknya seakan tidak percaya. Rasa bahagia terlihat jelas di wajah Surti, Ali, serta tiga anak lainnya.

“Rasanya seperti menemukan bongkahan emas setelah mendapat kabar bahwa bapak selamat. Sebab sudah dikabarkan meninggal dunia,” ujar Ali.

Baca juga: Polres Trenggalek Tangkap Komplotan Pencuri Mesin Pembajak Sawah

Ketika hilang kontak dengan keluarga Trenggalek, Ali Fatah sempat mencari keberadaan bapaknya. Waktu itu, pencarian hanya bisa dilakukan sampai di Jambi dan balik ke Trenggalek, karena kehabisan uang.

"Saya cari sampai ke Jambi. Tidak ketemu. Balik lagi pulang karena kehabisan uang," terang Ali Fatah.

Sang adik Ali juga sempat hendak mencari bapaknya, tapi dilarang oleh Ali, karena tidak ada biaya lebih. Ali khawatir adiknya ikut hilang, karena uang saku terbatas dan belum pernah pergi jauh.

"Adik saya larang mencari. Bapak sudah hilang. Saya khawatir adik nanti hilang juga," ujar Ali.

Baca juga: Gubernur Khofifah Dorong Petani Anggrek Jatim Tembus Pasar Dunia

Akan pulang ke Trenggalek

Dalam panggilan video tersebut, Muhadi tampak semangat berbincang dengan keluarganya di Trenggalek.

Terlihat dalam layar, Muhadi didampingi polisi dan berlangsung di Kantor Polres Labuhanbatu, Sumatera Utara.

Muhadi menyampaikan bahwa ia akan segera pulang ke Trenggalek dan kembali berkumpul dengan keluarganya.

“Bapak muleh gak gowo opo-opo lo ya, (Bapak pulang tidak bawa apa-apa lo ya),” ujar Muhadi dalam video dengan Bahasa Jawa, Senin (27/06/2022).

Ungkapan Muhadi tersebut mengundang tawa Ali serta warga lain yang berada di rumah Surti. Suasana yang awalnya haru, berubah tawa mendengar kata-kata Muhadi.

"Yang penting selamat sampai rumah, Pak," Ali menyahut bapaknya.

Baca juga: Polisi Ringkus Komplotan Spesialis Ganjal ATM di Trenggalek, Begini Modusnya

Rencananya, Muhadi dipulangkan ke Trenggalek oleh Kapolres Labuhanbatu Sumatera Utara, didampingi oleh salah satu anggotanya hingga Bandara Juanda Surabaya.

Dijadwalkan, Muhadi berangkat dari Labuhanbatu Sumatera Utara dengan menggunakan pesawat. Kemungkinan, Muhadi tiba di Bandara Juanda pada Selasa (28/06/2022) dan dijemput oleh Pihak Polres Trenggalek.

Seperti yang diberitakan, Muhadi terdampar di Labuhanbatu, Sumatera Utara dengan kondisi hidup seadanya seorang diri.

Kemudian keberadaan Muhadi dengan kondisi tersebut diketahui oleh anggota polisi setempat.

Pada polisi, Muhadi menceritakan bahwa kehilangan kontak dengan keluarganya di Jawa Timur selama puluhan tahun.

Lantas kabar tersebut beredar luas di berbagai media sosial, hingga akhirnya diketahui asal-usul Muhadi. Selanjutnya, pihak polisi Labuhanbatu menjalin komunikasi dengan Polres Trenggalek untuk mencari keberadaan Muhadi.

Tidak berselang lama setelah ditelusuri, polisi Trenggalek mengetahui keberadaan keluarga Muhadi di Trenggalek di Desa Ngadisoko, Kecamatan Durenan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau