Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bocah 4 Tahun Kecanduan Aroma Pertalite, Menangis jika Dilarang, ke Mana-mana Bawa Jeriken

Kompas.com - 17/06/2022, 16:46 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Bocah berusia 4 tahun di Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, memiliki kebiasaan menghirup aroma Pertalite.

Kebiasaan tersebut dilakukan sejak bocah tersebut berusia 3 tahun.

Sang ibu, Sahiyatul Jannah, bercerita, anaknya ke mana-mana membawa botol bekas atau jeriken tempat Pertalite.

Kebiasaan tersebut berawal saat Sahiyatul Jannah berjualan Pertalite eceran di depan rumahnya.

Baca juga: Balita di Sampang Kecanduan Aroma Pertalite, Menangis Saat Dilarang

Saat mengisi botol, balita tersebut langsung menghampiri ibunya dan menciumi botol Pertalite.

"Ia selalu membuntuti kalau saya sedang isi Pertalite. Botolnya dihirup terus," kata Sahiyatul saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler, Kamis (16/6/2022).

Sahiyatul bercerita, ia kerap melarang anaknya mencium aroma Pertalite, tetapi saat jerikennya diambil, bocah tersebut menjerit.

"Kalau botol atau jeriken Pertalite itu diambil dari tangannya, anaknya pasti menangis sampai menjerit," imbuh Sahiyatul.

Menurut dia, walau kerap mencium aroma Pertalite, kondisi kesehatan anaknya baik-baik saja.

Baca juga: Balita Kecanduan Aroma Pertalite di Sampang, Terancam Alami Kerusakan Jantung dan Paru-paru

Akan ditangani psikolog

Sementara itu, Kepala Puskesmas Tanjung, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Yunita menuturkan akan membawa anak tersebut ke psikiater di RSUD Moh Zyn Sampang.

Ia mengaku khawatir balita tersebut mengalami kerusakan saraf penciuman.

"Kecanduan aroma Pertalite itu bisa merusak psikis anak jika dibiarkan terus-menerus. Orangtuanya akan kami ajak ke rumah sakit agar ditangani," ujar Yunita melalui telepon seluler.

Yunita juga menyarankan orangtua balita tersebut mengalihkan perhatian anaknya seperti memberikan jajan atau hiburan.

Baca juga: Kisah Tukang Becak Asal Sampang Naik Haji, Kumpulkan Uang dengan Menabung Emas

"Kalau sudah ingat ke botol atau jeriken BBM itu, maka langsung alihkan ke yang lain. Kasihan anaknya harus dicegah mumpung masih kecil," tandasnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang Abdullah Najich.

Ia mengatakan, jika kebiasaan tersebut dibiarkan, jantung dan paru-paru balita tersebut bisa terinfeksi penyakit.

"Efek jangka panjangnya, paru-paru dan jantungnya bisa rusak karena terkena infeksi," kata Najich saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (17/6/2022).

Baca juga: Temuan 2 Bangkai Sapi di Sungai Sampang, Diduga Dibuang karena PMK, Pemilik Masih Dicari

Najich juga menyarankan agar orangtua mengubah perilaku anaknya. Salah satunya dengan mengarahkan anak tersebut untuk menghirup aroma terapi.

Seperti minyak telon, minyak kayu putih, dan aroma-aroma lain yang tidak membahayakan bagi tubuh anak tersebut.

Selain itu, orangtua balita seharusnya mengalihkan cara bermain anaknya dengan hal-hal positif, seperti menggambar atau permainan lain.

"Sudah kami anjurkan agar anak itu diajak bermain untuk melupakan kebiasaannya menghirup BBM," ungkap Najich.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Taufiqurrahman | Editor : Andi Hartik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Kearifan Lokal di Jawa Timur, Ada Upacara Kasada dan Toron

5 Kearifan Lokal di Jawa Timur, Ada Upacara Kasada dan Toron

Surabaya
Jasa Tur di Surabaya Dilaporkan karena Dugaan Penipuan, Total Kerugian Rp 166 Juta

Jasa Tur di Surabaya Dilaporkan karena Dugaan Penipuan, Total Kerugian Rp 166 Juta

Surabaya
RSUD dr. Iskak Tulungagung Tangani Bayi Kembar Siam Dempet Pantat

RSUD dr. Iskak Tulungagung Tangani Bayi Kembar Siam Dempet Pantat

Surabaya
Heboh Puluhan Sapi di Nganjuk Mati Mendadak, Diduga Keracunan

Heboh Puluhan Sapi di Nganjuk Mati Mendadak, Diduga Keracunan

Surabaya
Dilaporkan Kasus Penganiayaan, Anak DPRD Surabaya Penuhi Panggilan Polisi

Dilaporkan Kasus Penganiayaan, Anak DPRD Surabaya Penuhi Panggilan Polisi

Surabaya
Mobil Pikap Terbalik di Lamongan Usai Tabrak Median Jalan, Motor dan Warung

Mobil Pikap Terbalik di Lamongan Usai Tabrak Median Jalan, Motor dan Warung

Surabaya
Pilkada Banyuwangi, Partai Golkar Nyatakan Dukungan kepada Ipuk Fiestiandani Azwar Anas

Pilkada Banyuwangi, Partai Golkar Nyatakan Dukungan kepada Ipuk Fiestiandani Azwar Anas

Surabaya
Dapat Total Remisi 14 Bulan, Eks Bupati Malang Rendra Kresna Bebas Bersyarat

Dapat Total Remisi 14 Bulan, Eks Bupati Malang Rendra Kresna Bebas Bersyarat

Surabaya
Kantor Imigrasi Deportasi Perempuan Berkewarganegaraan Ganda setelah 10 Tahun Tinggal di Blitar

Kantor Imigrasi Deportasi Perempuan Berkewarganegaraan Ganda setelah 10 Tahun Tinggal di Blitar

Surabaya
Usai Digeruduk, Adik Pedangdut Via Vallen Dilaporkan ke Polisi Kasus Penggelapan Motor

Usai Digeruduk, Adik Pedangdut Via Vallen Dilaporkan ke Polisi Kasus Penggelapan Motor

Surabaya
Kronologi Kebakaran GM Plaza Lumajang, Api dari Lobi di Lantai 2

Kronologi Kebakaran GM Plaza Lumajang, Api dari Lobi di Lantai 2

Surabaya
Bupati Lamongan Daftar Penjaringan PDI-P untuk Maju Lagi di Pilkada 2024

Bupati Lamongan Daftar Penjaringan PDI-P untuk Maju Lagi di Pilkada 2024

Surabaya
Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Puncak Peringatan Hari Otoda di Surabaya

Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Puncak Peringatan Hari Otoda di Surabaya

Surabaya
1.370 Warga Blitar Terjangkit DBD dalam 4 Bulan Terakhir, 7 Meninggal

1.370 Warga Blitar Terjangkit DBD dalam 4 Bulan Terakhir, 7 Meninggal

Surabaya
Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com