Kendati demikian, Hariyanto tetap memberikan apresiasi dan berterima kasih ada pihak yang telah memberikan informasi terkait adanya dugaan pemotongan dana BOS.
Hariyanto pun berjanji, akan melakukan tindak lanjut terkait adanya dugaan pemotongan dana BOS tersebut.
"Kita teliti, kita akan ke bawah mencari informasi tentang hal itu, karena ini kan sifatnya masih dugaan. Harapan saya, jangan sampai kepala sekolah menggunakan dana BOS di luar juknis yang telah ditentukan, karena penggunaan telah ditentukan juknisnya," tutur Hariyanto.
Baca juga: Kepala Gudang di Gresik Jadi Otak Pencurian, Terungkap Setelah 5 Pelaku Diamankan
Hariyanto menyatakan, pihaknya bersiap mengikuti prosedur yang telah ditentukan apabila ditemukan ada kepala sekolah yang terbukti melakukan pemungutan dana BOS.
Dia akan melapor pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Gresik supaya dilakukan tindak lanjut.
Sedangkan Sutrisno yang tergabung dalam Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Kebomas menambahkan, di Kabupaten Gresik terdapat sebanyak 389 SDN dan 34 SMPN.
Dirinya mengaku sejauh ini, juga belum mendengar atau tidak mengetahui bila ada praktik dugaan pemotongan dana BOS yang dilakukan.
"Apa yang disampaikan Pak Kadis (Hariyanto) itu benar. Saya sendiri tidak atau belum mendengar hal itu (pemotongan dana BOS)," ucap Sutrisno.
Baca juga: 11 Calon Jemaah Haji Asal Gresik Pilih Mengundurkan Diri, Ini Alasan Mereka...
Sebelumnya, anggota Komisi IV DPRD Gresik yang membidangi pendidikan, Atek Riduan sempat mengatakan, pihaknya mendapat laporan informasi mengenai dugaan pemotongan BOS untuk siswa SDN dan SMPN di Gresik, Jawa Timur.
Yakni, nominal Rp 500.000 untuk siswa SDN dan Rp 700.000 setiap siswa SMPN, dan berlangsung setiap bulan.
"Bahwa laporan yang masuk ke kami, potongan BOS untuk siswa SDN dan SMPN di lingkungan Dinas Pendidikan Gresik itu terjadi sejak Bulan Januari 2022," ujar Atek Riduan, kepada awak media, Sabtu (27/5/2022).
Atek menjelaskan, jika informasi adanya pemotongan dana BOS siswa SDN dan SMPN tersebut tidak hanya terjadi pada satu sekolah saja, namun di beberapa sekolah.
Atek kemudian melakukan pengecekan atas informasi yang didapat tersebut pada sekolah di Kecamatan Driyorejo dan Wringinanom, dia menyebutkan kepala sekolah mengakuinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.