SUMENEP, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, memutuskan untuk menutup akses keluar masuk hewan ternak dari dan ke luar Madura demi mencegah masuknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Efek dari kebijakan itu, sejumlah pedagang sapi kini terancam merugi.
Yusuf (44), pedagang sapi asal Kepulauan Sapudi, Sumenep mengatakan, sebagian besar pedagang sapi di Kepulauan Sapudi kini dalam ancaman kerugian.
Puluhan sapi yang telanjur dibeli tak bisa dijual ke luar daerah karena tak mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep.
Baca juga: Antisipasi Wabah PMK, Pemkab Sumenep Tutup Akses Keluar Masuk Hewan Ternak dari Luar Madura
"Kita (pedagang) sudah terlanjur membeli sapi, jika tidak dapat dikirim ke luar daerah, ya, (pedagang) bisa rugi besar," kata Yusuf saat dihubungi, Kamis (12/5/2022).
Yusuf menjelaskan, para pedagang di Kapulauan Sapudi sudah menerima Surat Edaran (SE) terkait penghentian sementara akses keluar masuk hewan ternak dari dan ke luar Madura yang dikeluarkan oleh DKPP Kabupaten Sumenep.
Kendati begitu, ia tetap berharap ada solusi di tengah ancaman kerugian yang terus menghantui para pedagang. Jumlah kerugian, lanjut Yusuf, bisa sampai puluhan juta rupiah.
"Kalau misalnya dilarang ke luar daerah, kami berharap pengiriman di dalam daerah (Madura) bisa dicarikan solusi agar bisa meningkat. Kalau tidak begitu, ya kita bisa rugi lebih besar," tuturnya.
Baca juga: Hendak Pesta Sabu di Rumah Warga, Pria di Sumenep Diringkus Polisi
Selain Yusuf, pedagang sapi lain di Kabupaten Sumenep juga mengeluhkan hal serupa.
Sahir (39) yang merupakan pedagang sapi di Pasar Bangkal Sumenep mengatakan, kini ia hanya mengandalkan pengiriman ke dalam daerah demi mencegah kerugian yang lebih besar.
"Sekarang hanya mengandalkan pengiriman di dalam Madura demi mengurangi kerugian," ujarnya.
Ia berharap, wabah PMK yang terjadi di sejumlah daerah di luar Madura bisa segera berakhir. Dengan begitu, aktivitas perdagangan hewan ternak, terutama sapi bisa kembali normal seperti sediakala.
"Semoga cepat normal, kalau begini terus kan pedagang bisa rugi," pungkasnya.
Baca juga: Pura-pura Jadi Pembeli, Pria di Sumenep Bawa Kabur Emas dan Uang Senilai Rp 20 Juta
Sebelumnya, pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, melalui DKPP mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasi masuknya wabah PMK yang menjangkiti hewan ternak.
Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan adalah menutup akses keluar masuk hewan ternak dari dan ke luar Madura dengan tidak mengeluarkan SKKH.
Arif menjelaskan, pihaknya juga melakukan syndromic surveillance (surveilans klinis) berbasis desa, agar bisa diketahui sebaran kasusnya. Ia memastikan sejauh ini belum ditemukan adanya wabah itu di Kabupaten Sumenep.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.