Peristiwa itu dengan cepat diketahui oleh warga hingga mereka berupaya membantu mengevakuasi Dwi yang terjatuh dari lift yang sebetulnya diperuntukkan bagi barang tersebut.
Untuk membopong dan memindahkan tubuh Dwi, butuh bantuan 17 orang.
Sayangnya, ambulans tidak cukup mengangkut tubuh Dwi.
"Naik ambulans enggak cukup jadinya pakai mobil pikap," ujar Ninik.
Setelah dilarikan ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Dwi diketahui mengalami patah tulang di kedua kakinya.
Baca juga: Hendak Berswafoto, Mahasiswa Malang Malah Jatuh ke Sumur
Ninik menduga, putranya tersebut jatuh lantaran tali sling putus.
"Kalau enggak salah itu slingnya ada yang putus, atau ukurannya enggak sesuai, sebenarnya sama (tukang) yang sering betulin itu enggak apa-apa katanya tapi mungkin Dwi lupa karena keadaan saya, jadinya panik," kata dia.
Menurut Ninik, dirinya yang berbobot 130 kilogram dan putranya Dwi dengan berat 275 kg memang sering menggunakan lift untuk naik turun.
Baca juga: Menyusuri Kampoeng Heritage Kajoetangan, Wisata Tempo Dulu di Malang
"Saya biasanya pakai lift juga ke atas untuk nyuci-nyuci, terus Dwi kalau makan juga turun pakai lift," ungkapnya.
Dia mengatakan, Dwi masih bisa berdiri dan kuat berjalan meski tidak bisa jauh karena berat badannya.
Sehingga aktivitasnya sering dilakukan di lantai dua rumah tersebut.
Baca juga: Tak Terapkan WFH ke ASN, Wakil Bupati Malang Sidak Kantor SKPD di Hari Pertama Kerja