Salin Artikel

Cerita Ibunda Pria Berbobot 275 Kg yang Jatuh dari Lift: Saya Menyesal Manggil Anak Saya Waktu Itu

Ninik masih ingat betul, peristiwa itu bermula saat dia memanggil sang anak yang berada di lantai dua, Sabtu (7/5/2022).

Dia berandai-andai jika saja tak memanggil Dwi untuk turun, mungkin peristiwa itu tak akan terjadi.

"Saya menyesal, ngapain anak saya saya panggil waktu itu," kata dia saat diwawancarai di rumahnya di Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Malang, Senin (9/5/2022).

Menurut Ninik dia memanggil putranya lantaran kakinya sedang mengalami sakit dan tidak bisa berjalan.

"Kaki saya patah enggak bisa jalan, waktu sebelum kejadian itu ada infeksi dan melembung terus membengkak, berdarah," kata dia.

Kondisi tersebut membuat Ninik sehari-hari harus menggunakan kursi roda.

Saat itu Ninik mengaku kehabisan tisu di atas tempat tidur sehingga memanggil putranya.

"Saya teriak 'mama takut', Dwi terus naik lift," lanjutnya.

Tak berselang lama, Ninik mendengar bunyi yang sangat keras menyerupai ledakan.

Bahkan bunyi tersebut terdengar oleh tetangga hingga warga mengira ada ledakan tabung elpiji.

"Pas tombol (lift) dipencet (oleh Dwi), tiba-tiba jatuh, kedengaran duarrr!" ungkap dia.

Untuk membopong dan memindahkan tubuh Dwi, butuh bantuan 17 orang.

Sayangnya, ambulans tidak cukup mengangkut tubuh Dwi.

"Naik ambulans enggak cukup jadinya pakai mobil pikap," ujar Ninik.

Setelah dilarikan ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Dwi diketahui mengalami patah tulang di kedua kakinya.

Sling lift putus

Ninik menduga, putranya tersebut jatuh lantaran tali sling putus.

"Kalau enggak salah itu slingnya ada yang putus, atau ukurannya enggak sesuai, sebenarnya sama (tukang) yang sering betulin itu enggak apa-apa katanya tapi mungkin Dwi lupa karena keadaan saya, jadinya panik," kata dia.

Menurut Ninik, dirinya yang berbobot 130 kilogram dan putranya Dwi dengan berat 275 kg memang sering menggunakan lift untuk naik turun.

"Saya biasanya pakai lift juga ke atas untuk nyuci-nyuci, terus Dwi kalau makan juga turun pakai lift," ungkapnya.

Dia mengatakan, Dwi masih bisa berdiri dan kuat berjalan meski tidak bisa jauh karena berat badannya.

Sehingga aktivitasnya sering dilakukan di lantai dua rumah tersebut.


Senang mengukir

Ninik mengemukakan, putranya Dwi senang melakukan aktivitas mengukir berbagai bahan sebagai kerajinan tangan.

Salah satu hasilnya adalah lampu tidur.

"Anak saya itu senang ngukir dari bahan paralon, ya laku dijual, ada yang harga Rp 60.000, Rp 100.000, sampai hasilnya itu ada yang dia kasihkan ke saya. Dia kan juga punya koleksi pisau sama senapan itu kayunya juga diukir sama dia," katanya.

Dwi sebagai satu-satunya anak yang tinggal bersamanya juga kerap mengantar dirinya ke rumah sakit untuk kontrol berobat.

Sementara anak sulungnya sudah tidak tinggal bersama.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Malang dan Batu, Nugraha Perdana | Editor : Priska Sari Pratiwi)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/10/050500878/cerita-ibunda-pria-berbobot-275-kg-yang-jatuh-dari-lift--saya-menyesal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke