Lebih lanjut, dia mengatakan tidak ada stok minyak goreng curah di pasar relokasi karena tidak diminati masyarakat. Sehingga, jika dilakukan operasi pasar atau penggelontoran minyak goreng curah dikhawatirkan menjadi sia-sia.
"Kalau minyak curah dijual di sini pangsa pasarnya tidak begitu menarik buat rumahan, kalau dimasukkan di sini enggak ada yang beli gimana, artinya bukan langka," katanya.
Salah satu pedagang sembako, Siti Khotijah mengakui, ada penurunan penjualan minyak goreng kemasan. Sebab dengan harga yang mahal, masyarakat mengurangi pembeliannya.
Ia memastikan, stok minyak goreng kemasan masih ada.
"Minyak goreng kemasan mahal, ada barangnya, daripada kemarin murah nggak ada barangnya. Yang beli minyak goreng kemasan ya pasti berkurang, yang biasanya beli dua liter sekarang hanya satu liter, jadi biasanya goreng tempe jadi jarang," ungkapnya.
Baca juga: Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Sekolah SPI Kota Batu, Kak Seto Berharap Sekolah Tak Ditutup
Pihaknya juga sempat meminta kepada Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko untuk bisa menurunkan harga minyak goreng kemasan.
"Bu Wali bilang kalau saya punya pabrik minyak diturunkan, saya bilang lagi paling tidak dibantu Bu, kata Bu Wali iya nanti dibantu doa," katanya.
Siti mengaku sudah sekitar satu minggu tak berjualan minyak goreng curah. Ia tak mendapat pasokan dari distributor.
"Tapi semingguan ini dari salesnya atau distributornya nggak jualan minyak goreng alasannya nggak ada barangnya," katanya.
Dia berharap pemerintah bisa menggelontorkan operasi minyak goreng curah seperti yang ada di daerah lainnya.
"Harapannya bisa ada minyak goreng curah murah, kayak yang di daerah lain ada yang distribusi pakai truk tangki, biar masyarakat kecil menjangkau untuk mencukupi kebutuhan keluarganya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.