Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Destinasi Wisata Siti Sundari, Nasibmu Kini...

Kompas.com - 14/03/2022, 09:23 WIB
Miftahul Huda,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

 

Namun kini, tempat wisata tersebut hanya ramai di akhir pekan. Jika hari biasa, bukan hanya pengunjung yang tidak ada, banyak masyarakat lebih memilih menutup warungnya.

"Dari 36 lapak warung kopi, sekarang hanya sisa sekitar 18 lapak, itu pun hari biasa jarang buka," sesal Hadi.

Awalnya. Siti Sundari mengusung konsep wisata alam yang dikolaborasikan dengan beberapa spot wisata lain seperti camping ground, trail anventure, bike park, outbond dan flying fox, fun offroad, horse riding, dan coffee corner.

Seiring berjalan waktu, dari semua spot wisata penunjan itu hanya coffee corner yang berjalan. Bahkan, konsep mengintegrasikan tempat wisata Siti Sundari dengan wisata edukasi peternakan sapi tak berjalan.

Menurut Hadi, ada beberapa faktor yang membuat minat wisatawan mengunjungi Siti Sundari menurun. Di antaranya, faktor cuaca yang sering hujan dan perilaku masyarakat yang belum siap.

Baca juga: Perubahan Sungai Seng Banyuwangi, Dulu Penuh Tinja dan Sampah, Kini Berisi Ikan Hias

"Di sini sering hujan jadi perlu ada fasilitas untuk berteduh, kalau awalnya tidak ada tempat berteduh, kemudian ada penjual yang sengaja menjual mahal makanannya, kurang inovasi, dan terakhir pandemi kemarin," ujarnya.

Kini, perjanjian kerja sama LMDH dengan Perhutani telah habis, Hadi dan masyarakat setempat berencana mengajukan proposal kerja sama untuk mengelola lahan tersebut.

Hadi yang menyadari banyak kekurangan selama dua tahun ini berencana ingin melakukan evaluasi besar-besaran untuk membangun Siti Sundari seperti cita-cita awal sebagai titik wisata rujukan baru di Lumajang.

"Ini kita masih percobaan, banyak yang perlu dikoreksi dan perlu menyerap ilmu lagi dari luar, kalau soal bantuan pemerintah sudah tidak kekurangan, hanya perlu meningkatkan inovasi dan konsistensi agar Siti Sundari bisa ramai lagi seperti dulu," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com