Nilai program pendidikan gratis itu mencapai 30 hingga 40 persen dari APBD Kota Blitar yang berada di kisaran Rp 1 triliun.
Menurut Momon, tiga perusahaan yang bertindak sebagai kontraktor penyedia sepatu bagi siswa baru SMP negeri di Kota Blitar memberikan harga Rp 150.000 untuk setiap pasang sepatu.
"Jadi nilai totalnya ya lebih dari Rp 300 juta," kata dia.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Samsul Hadi mengatakan, dinas dan sembilan SMP itu merupakan pihak yang dirugikan jika benar sepatu itu menggunakan merek palsu.
"Kita ini pihak yang dirugikan. Kita tidak tahu itu barang tembakan, palsu. Kita hanya lihat speknya, model dan jumlahnya sudah sesuai ya sudah," ujarnya, Jumat.
Baca juga: Penipu Berkedok Jasa Pembuatan SIM Ditangkap saat Beraksi di Depan Kantor Polres Blitar Kota
Samsul mengatakan, setelah adanya komplain masalah merek dan penyelidikan oleh kepolisian, pihaknya bersama pihak sekolah telah menghubungi kontraktor penyedia untuk meminta pertanggungjawaban.
"Kalau memang ada masalah lisensi itu, pihak penyedia sudah menyatakan siap mengganti," kata dia.
Dia membenarkan pengadaan sepatu gratis bagi siswa baru dari sembilan SMP negeri itu dilakukan oleh pihak sekolah dengan menunjuk pihak ketiga sebagai kontraktor penyedia.
"Pengadaan sepatu diberikan ke masing-masing sekolah. Jadi pihak sekolah yang menjadi kuasa pengguna anggaran," kata Samsul saat dikonfirmasi, Jumat.
Dengan demikian, kata dia, setiap sekolah bebas menentukan jenis dan merek sepatu yang akan diberikan kepada siswa baru dari masing-masing sekolah.
Namun, dia menduga terjadi komunikasi dan kesepakatan di antara kepala sekolah dari sembilan SMP negeri itu. Sehingga, mereka memesan sepatu dari tiga perusahaan yang sama dan mendapatkan jenis sepatu sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.