Namun, KH Yazid saat itu sedang pergi ke luar kota. Lalu, dua orang itu oleh Nyai Yazid diarahkan untuk belajar kepada Mr. Kalend.
Kemudian, dua orang itu menemui Mr. Kalend. Terjadi dialog antara tiga orang itu. Mr. Kalend ditunjukkan contoh soal yang isinya 350 soal.
Menurut perkiraan Mr. Kalend, dia bisa mengerjakan hampir 60 persen dari soal-soal tersebut.
Berikutnya dimulailah proses belajar mengajar antara Kalend dengan dua mahasiswa dari IAIN Sunan Ampel tersebut.
Proses belajar dilakukan secara intensif selama hari di serambi masjid area pesantren milik KH Ahmad Yazid.
Setelah belajar, dua mahasiswa itu kembali ke Surabaya untuk mengikuti ujian. Hasilnya, keduanya dinyatakan lulus.
Satu bulan kemudian, kedua mahasiswa itu kembali lagi ke Pare untuk mengabarkan berita gembira kelulusan mereka itu.
Keberhasil dua mahasiswa itu segera tersebar di kalangan mahasiswa IAIN Sunan Ampel. Banyak dari mereka yang ingin mengikuti jejak seniornya yaitu belajar bahasa Inggris ke Mr Kalend.
Sejak itu permintaan belajar kepada Mr. Kalend semakin banyak. Padahal proses promosi hanya dilakukan dari mulut ke mulut.
Hingga kemudian pada tanggal 15 Juni 1977, Mr. Kalend mendirikan Basic English Course (BEC) di Desa Tulungrejo.
Kelas perdana BEC hanya diikuti oleh enam orang siswa saja. Selain belajar bahasa, murid-murid itu juga dibina dari segi ilmu agama.
Dalam waktu 10 tahun, murid yang belajar di BEC mengalami peningkatan. BEC kemudian membuka cabang dengan nama berbeda seperti Happy English Course dan Effective English Conversation.
Selain itu, Mr. Kalend juga mendorong para alumni BEC untuk membuka lembaga pendidikan bahasa Inggris.
Hingga saat ini, daerah di sekitar Jalan Anyelir, Jalan Brawijaya, dan Jalan Kemuning di Desa Tulungrejo dan Desa Pelem disebut dengan Kampung Inggris Pare.
Tercatat di kawasan tersebut kini sudah ada sekitar 160 lembaga kursus bahasa Inggris.