Sementara Sungkono dan istrinya mengatakan jika jalan yang dia gali menjadi parit dulunya memang jalan keluarga sebagai penghubung ke jalan desa.
Sebagian jalan yang dia buat parit tersebut memang masuk di kawasan lahannya.
“Dari simbah dulu ada kesepakatan kalau ini jalan keluarga, sama-sama dirawat,” katanya.
Baca juga: Kasus DBD di Magetan Naik 4 Kali Lipat, 2 di Antaranya Meninggal
Sementara pembuatan parit, menurut Sungkono dan istrinya, berawal dari pengurukan tanah di area milik Partini.
Pengurukan yang dilakukan Partini itu membuat rumahnya lebih rendah hingga membuat bagian dapurnya kebanjiran.
“Karena diuruk lebih tinggi, dapur saya tergenang air saat hujan, maka saya buat parit,” ucapnya.
Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Magetan, Kabupaten di Kaki Gunung Lawu yang Berjuluk The Sunset of East Java
Sungkono enggan menyebutkan kenapa tidak memberikan izin bagi dua kerabatnya memasang gorong gorong maupun sesek agar mereka bisa lewat.
Ketua RT setempat Sugito mengaku, pihak desa masih melakukan upaya mediasi terhadap permasalahan selokan yang membuat dua rumah warga kesulitan mengakses jalan desa.
“Ini masih dilakukan upaya mediasi oleh pihak desa,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.