Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Baru Umi Muyasaroh, Keluar Masuk Ritel Modern Berburu Minyak Goreng Rp 14.000 Per Liter

Kompas.com, 5 Februari 2022, 11:14 WIB
Dheri Agriesta

Editor

KOMPAS.com - Sejak pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng menjadi Rp 11.500 hingga Rp 14.000 per liter, Umi Muyasaroh punya kebiasaan baru.

Kebiasaan baru itu yakni keluar masuk toko ritel modern di Kediri. Warga Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kediri, itu melakukannya untuk mencari minyak goreng seharga Rp 14.000 per liter.

Demi kebiasaan barunya itu, Muyasaroh rela memangkas jam istirahat setelah menyiapkan masakan untuk warung ayam penyet milik suaminya.

"Selesai menyiapkan masakan yang seharusnya untuk istirahat, sekarang kepotong untuk nyari minyak goreng," kata Muyasaroh kepada Kompas.com, Jumat (4/2/2022).

"Memang ini perlu ada waktu khusus sehingga memotong masa istirahat saya," tambah Muyasaroh.

Kegiatan itu dilakukan Muyasaroh demi membantu suaminya yang selama ini membuka usaha kuliner ayam penyet.

Setidaknya, Muyasaroh membutuhkan empat liter minyak goreng untuk usaha kuliner suaminya itu. Harga minyak goreng sesuai HET itu bisa menambah pendapatan suaminya.

"Setiap hari kebutuhan minyak goreng sekitar empat liter," ungkapnya.

Kebutuhan minyak untuk usahanya itu memang tidak banyak. Namun, bagi pejuang rupiah sepertinya, margin yang didapatnya itu cukup terasa.

Baca juga: Rela Pangkas Jam Istirahat demi Berburu Minyak Goreng Rp 14.000 Per Liter

Apalagi, harga minyak goreng sebelum subsidi di pasaran cukup mahal, lebih dari Rp 20.000.

Sehingga, kebijakan subsidi pemerintah itu menjadi oase bagi usaha kulinernya itu, meski dia harus merelakan waktu istirahat.

Walau begitu, mencari minyak goreng dengan harga subsidi bukan perkara gampang. Tak jarang, ia keluar dari toko ritel modern dengan tangan hampa karena kehabisan stok.

Berharap dari marketplace

Jika hal itu terjadi, Muyasaroh akan berselancar di dunia maya. Ia mencari minyak goreng di marketplace (lokapasar) hingga grup jual beli di media sosial.

Biasanya, harga minyak goreng di lokapasar atau grup jual beli di media sosial lebih mahal sedikit, sekitar Rp 16.500 per liter.

Sesekali, Muyasaroh menemukan minyak goreng dengan harga sesuai HET di lokapasar, tetapi ia harus bersaing dengan warganet.

Ada juga yang menawarkan harga murah, tetapi dalam kemasan kurang dari satu liter. Atau, penjual menawarkan minyak goreng kemasan satu liter dengan harga murah, tetapi menyertakan syarat dan ketentuan pembelian.

Menurutnya, harga di lokapasar atau grup jual beli di media sosial itu lebih terjangkau dibandingikan pasar tradisional.

"Semoga minyak goreng tersedia di mana-mana," jelasnya.

Petugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri, Jawa Timur, saat melakukan pemantauan stok minyak goreng di sebuah distributor wilayah Kecamatan Mojoroto.DOK. Disperindag Kota Kediri Petugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri, Jawa Timur, saat melakukan pemantauan stok minyak goreng di sebuah distributor wilayah Kecamatan Mojoroto.
Masa transisi harga

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Kediri Salim Darmawan mengatakan, harga minyak goreng di Kediri belum stabil karena masih dalam masa transisi perubahan harga lama ke baru. Pasokan minyak goreng dengan harga baru juga belum normal.

Darmawan juga menyoroti harga minyak goreng di pasar tradisional. Menurutnya, butuh perhatian ekstra untuk memastikan harga minyak goreng Rp 14.000 per liter di pasar tradisional.

Pengawasan terhadap sektor ini cukup kompleks dibandingkan dengan ritel modern dan pasar swalayan.

Meski demikian, kata dia, mayoritas produsen minyak goreng di Kota Kediri sudah taat dengan menyesuaikan harga baru.

Darmawan memprediksi, harga minyak goreng di pasar akan sesuai kebijakan pemerintah dalam waktu dekat.

"Insya Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama stok akan kembali normal dengan harga sesuai HET Permendag," kata Darmawan saat dihubungi, Jumat.

Baca juga: Pantau Harga Minyak Goreng di Kediri, Polisi Patroli di Gudang Distributor hingga Media Sosial

Petugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri, Jawa Timur, saat melakukan pemantauan stok minyak goreng di sebuah distributor wilayah Kecamatan Mojoroto.DOK.Disperindag Kota Kediri Petugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri, Jawa Timur, saat melakukan pemantauan stok minyak goreng di sebuah distributor wilayah Kecamatan Mojoroto.
Ada pun kebutuhan minyak goreng rata-rata untuk wilayah Kota Kediri sebanyak 236.986 liter per bulan.

"Itu berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS Kota Kediri tahun 2019," jelasnya.

Polisi awasi harga minyak goreng

Polres Kediri Kota telah menerjunkan anggotanya untuk memantau penerapan harga minyak goreng tersebut.

Pemantauan itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya aksi penimbunan yang menyebabkan kelangkaan minyak, maupun gangguan kamtibmas.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri Kota Ajun Komisaris Girindra Wardana mengatakan, patroli itu dilakukan tidak hanya di pasar, gudang distributor, tetapi juga patroli siber.

(KOMPAS.com/Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau