Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hok An Kiong, Kelenteng Tertua di Surabaya yang Miliki 22 Patung Dewa

Kompas.com - 01/02/2022, 12:12 WIB
William Ciputra

Penulis

Ragam Kegiatan di Kelenteng Hok An Kiong

Kelenteng Hok An Kiong merupakan Kelenteng Tri Dharma yang terdiri dari tiga agama, yaitu Konghucu, Budha, dan Tao.

Tak hanya menyelenggarakan perayaan Tahun Baru Imlek, Kelenteng Hok An Kiong juga merayakan hari-hari besar Tionghoa dan tradisi leluhur lainnya.

Baca juga: Fakta Menarik Tahun Baru Imlek 2022, Apa Saja?

Beberapa perayaan yang digelar di kelenteng ini antara lain upacara kenaikan Kong Tik Cun, OngToa Pek Kong turun, kenaikan Nabi Khong Hu Cu, dan sebagainya.

Kelenteng Hok An Tiong juga menyelenggarakan Hari Raya Pertengahan musim Gugur atau Zhōngqiū jié.

Perayaan ini dikenal juga dengan nama Festival atau Hari raya Kue Bulan, yang menjadi salah satu festival penting di China.

Festival Kue Bulan ini dirayakan pada hari ke-15 bulan delapan dalam penanggalan Tionghoa.

Festival Kue Bulan dimulai dengan upacara keagamaan yang dilakukan masyarakat Tionghoa.

Masyarakat Tionghoa Indonesia menyebut upacara ini dengan nama Sembahyang Kue Tiong Ciu Phia, atau sembahyang kua bulan yang bentuknya seperti bulan purnama.

Sama seperti namanya, makanan utama dalam festiva ini adalah kue bulan.

Memiliki 22 Patung Dewa

Salah satu keunikan dari Kelenteng Hok An Tiong terletak pada banyaknya patung dewa yang berada di dalamnya.

Mengutip pemberitaan Kompas.com (23/1/2020), Kelenteng Coklat ini memiliki total 22 altar dewa.

Seperti disebutkan sebelumnya, dewa utama dalam kelenteng ini adalah Ma Co Poh atau Ma Zu, yang juga disebut dengan nama Thian Siang Sing Boo.

Sementara 21 dewa berikutnya antara lain We Toh Po Sat, Kuan Im, Tee Cong Ong Poh Sat, Budha Gautama, Mie Lek Hud, Hua Kong, Hua Mu, dan Cap Pek Lo Han.

Baca juga: Melihat Atraksi Barongsai di Kelenteng Cu An Kiong Lasem Rembang

22 patung dewa itu membuat Kelenteng Hok An Kiong menjadi kelenteng dengan patung dewa terbanyak di Surabaya.

Patung-patung dewa itu tersebar di dua ruang utama dan ruang samping.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com