Eri menerangkan, pasien Omicron saat ini sedang dalam kondisi baik dengan CT value tinggi dan berstatus sebagai orang tanpa gejala (OTG).
Menurutnya, hal itu bisa saja karena warga yang terinfeksi Covid-19 telah mendapatkan vaksin dosis pertama dan kedua.
"Makanya saya bilang warga Surabaya yang belum vaksin dosis satu dan dua agar segera vaksin. Jadi, salah satu untuk mencegah Omicron adalah vaksin satu dan dua. Artinya, kalau kena tidak seberapa parah," ucap Eri.
Baca juga: Korban Dugaan Pelecehan Seksual Mantan Anggota LAMRI Surabaya Lapor Polisi
Di sisi lain, Eri menyebut, semua pasien terkonfirmasi Covid-19, dicurigai sebagai Omicron. Sehingga, whole genome sequencing (WGS) pasien itu langsung dikirim ke Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) untuk dipastikan variannya.
"Kalau sudah ada yang positif, kita sekarang anggapnya Omicron, kita berpikirnya begitu. Karena kita mending lebih berhati-hati, dan sampelnya kita kirimkan ke ITD Unair," kata dia.
Sembari menunggu hasil WGS dari ITD Unair, pasien tersebut harus menjalani isolasi dan perawatan selama 14 hari.
Eri berharap agar isolasi tersebut dapat dilakukan di rumah sakit rujukan atau tempat isolasi terpadu. Sebab, pasien yang isolasi di rumah berisiko terhadap munculnya klaster penularan.
"Kalau ada rumah sakit (RS), mendingan (isolasi) ke rumah sakit. Karena RS banyak yang kosong. Kalau ada yang positif, jangan isolasi di rumah, karena BOR (Bed Occupancy Rate) banyak yang kosong, kan kasihan juga dampaknya," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.