Manajemen Kebun Binatang Surabaya langsung melaporkan hal tersebut ke BBKSDA Jawa Timur, kemudian dilakukan pemeriksaan pasca-kematian oleh tim medis Kebun Binatang Surabaya dan BBKSDA Jawa Timur.
Diagnosa kematian sementara disebabkan oleh faktor usia yang sudah tua, sehingga fungsi organ tubuh satwa mengalami penurunan.
"Berdasarkan beberapa hasil penelitian dan literatur yang ada, menyebutkan bahwa rata-rata usia hidup satwa jenis anoa berkisar antara 22 sampai 24 tahun," jelasnya.
Baca juga: Pengelola KBS Sebut Dumbo Mati karena Infeksi Virus Herpes Gajah
Untuk memperkuat diagnosa penyebab kematian, pihaknya mengirim sampel bagian organ tubuh trakea, paru-paru, jantung, limpa, hati, ginjal, lambung, usus halus dan usus besar untuk dikirim ke laboratorium.
Sedangkan organ lainnya dilakukan pemusnahan dengan dibakar di Krematorium Kebun Binatang Surabaya.
"Dengan adanya kematian anoa, saat ini koleksi anoa tersisa lima ekor, satu jantan dan empat betina," tutur dia.
Selain kematian satwa anoa, gajah manis berjenis kelamin betina berusia 50 tahun di KBS juga sakit.
Agus menyebut gajah bernama manis itu juga tidak punya nafsu makan.
Selain itu, terdapat bintil merah kecil, rongga mulut pucat, suhu tubuh 35,9 derajat celcius, lesu, dan hanya minum sedikit.
"Gajah manis kini dalam perawatan medis," kata dia.
Baca juga: Pengunjung KBS Dilarang Mendekat ke Kandang Setelah Gajah Dumbo Mati, Diduga karena Virus
Kematian satwa anoa tersebut menambah deretan panjang satwa yang mati di KBS, setelah pada 2021 lalu orang utan dan gajah juga mati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.