Eliyawati menjelaskan, tak ada pilihan lain bagi mereka.
Sinyal yang buruk di kawasan perbukitan membuat sistem pembelajaran daring mustahil dilaksanakan di wilayah itu.
Di sisi lain, siswa memang belum diizinkan pergi ke sekolah lantaran banjir lahar masih mengancam kapan saja.
"Karena sudah mulai ditangani secara darurat, akhirnya kami nekat mendatangi para murid," ungkapnya.
Baca juga: Detik-detik Evakuasi Kakek Suara dan Buang yang Terjebak Lahar Hujan Gunung Semeru
Salah seorang siswa bernama Adit (10) mengungkapkan kerinduannya untuk kembali ke sekolah.
Namun, lantaran kondisi belum memungkinkan, mereka pun terpaksa belajar dengan sistem pertemuan dua hari sekali dengan guru.
"Kemarin-kemarin enggak bisa sekolah, baru sekarang ketemu guru, tapi inginnya belajar di sekolah," kata dia.
Adi berharap akses dari dan menuju kampung tempat mereka tinggal bisa kembali normal.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Guru di Lumajang Terjang Material Erupsi Banjir Lahar Semeru Demi Tetap Mengajar 42 Murid Terisolir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.